China dan Jepang Unggul Dalam Pemanfaatan Limbah Batu Bara

fin.co.id - 01/04/2021, 19:26 WIB

China dan Jepang Unggul Dalam Pemanfaatan Limbah Batu Bara

 

JAKARTA - Meski menggunakan batu bara asal Indonesia, namun pemanfaatan limbah baru bara atau fly ash bottom ash (FABA) China, sudah optimal dan memiliki nilai ekonomis tinggi.

Direktur Jendral Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengungkapkan, China behasil memanfaatkan limbah PLTU mereka menjadi sesuatu yang bernilai.

"Di mana China dengan sumber batu bara dari Indonesia telah melakukan pemanfaatan sebanyak 67,1 persen," ujae Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Rida Mulyana dalam diskusi virtual tentang pemanfaatan FABA, Kamis (1/4).

Diatas China, ungkap Rida, ada negara Jepang yang pemanfaatan FABA-nya sudah mencapai diatas 90 persen. "Bisa disebutkan Jepang itu telah mencapai hampir 97 persen," ungkapnya.

Rida bersyukur, dalam Undang-Undang (UU) Cipta Kerja, limbah FABA dikeluarkan dari kategori limbah beracun dan berbahaya (B3). Seperti terjadi di China dan Jepang, ia berharap kedepannya limbah batu bara itu bisa dimanfaatkan secara optimal untuk sesuatu yang lebih produktif. Ia pun merujuk pada suatu teknologi yang mampu merubah FABA menjadi bahan material beton.

"Jadi, mereka-mereka yang di luar (negeri) sana sudah memanfaatkan (FABA) terlebih dahulu dan ini bisa kita contoh. Indonesia sendiri FABA PLTU belum termanfaatkan hingga saat-saat kemarin itu dengan baiknya," ungkapnha.

Rida berharap, dengan diberlakukannya peraturan turunan UU Cipta Kerja yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 yang mengeluarkan FABA dari golongan limbah B3, dapat mendorong percepatan dan perluasan pemanfaatan limbah tanpa menuai polemik.

"Seperti potensi untuk pencampuran bahan baku beton, sektor pertanian, perbaikan lingkungan di pertambangan, reklamasi pasca tambang, dan mungkin dan stabilisasi lahan," tuturnya.

Rida menambahkan, pihaknya saat ini tengah menyusun prosedur untuk pengolahan limbah FABA. Dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang disusun tersebut, nantinya akan menjadi acuan bagi industri untuk memanfaatkan limbah batu bara tersebut.

"Kami sedang lakukan finalisasi SOP (Standard Operational Procedure) penggunaan dan pengelolaan FABA ini, dengan demikian, FABA nantinya bisa dikelola dengan baik," pungkasnya. (git/fin)

 

Admin
Penulis