Ada Peningkatan Kebutuhan Valas, Rupiah Keok di Penutupan Perdagangan Hari Ini

fin.co.id - 31/03/2021, 18:03 WIB

Ada Peningkatan Kebutuhan Valas, Rupiah Keok di Penutupan Perdagangan Hari Ini

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

 

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (31/3). Selain isu pemulihan ekonomi AS, peningkatan kebutuhan valuta asing (Valas) di dal negeri juga ikut mendongkrak mata uang dolar AS.

Mengutip data Bloomberg, Rabu (31/3) pukul 15.00 WIB, nilai tukar rupiah ditutup pada level Rp14.525 per dolar AS, melemah 45 poin atau 0,31 persen dibandingkan penutupan rupiah di pasar spot pada Selasa, dimana rupiah bertengger di level Rp14.480 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuibi mengatakan kurs rupiah melemah hari ini disebabkan faktor eksternal dan internal. Dari sisi eksternal, penguatan dolar AS terjadi karena percepatan vaksinasi AS dan rencana paket stimulus utama yang memicu ekspektasi inflasi dan meningkatkan imbal hasil obligasi.

Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik ke level tertinggi dalam 14 bulan terakhir pada hari Selasa kemarin, menyusul rencana Presiden AS Joe Biden membangun infrastruktur dengan alokasi anggaran USD3 triliun hingga USD4 triliun.

"Dia juga menargetkan membuka program vaksin COVID-19 AS untuk 90% orang dewasa Amerika pada 19 April di awal minggu," ujar Ibrahim dalam hasil risetnya, Rabu (31/3/2021).

Di sisi data, indeks Keyakinan Konsumen CB Conference Board pada hari Selasa melonjak menjadi 109,7 pada bulan Maret, level tertinggi sejak awal COVID-19. Perkiraan yang disiapkan oleh Investing.com memperkirakan angka 96,9, sedangkan indeks berada di 90,4 pada bulan Februari.

"Investor sekarang menunggu laporan ketenagakerjaan AS untuk bulan Maret, termasuk non-farm payrolls, akan keluar pada hari Jumat. Investor akan mengamati angka-angka tersebut dengan cermat setelah Federal Reserve mengutip pasar tenaga kerja yang lesu karena sikap dovishnya yang berkelanjutan pada suku bunga," ungkapnya.

Sementara itu dari dalam negeri, tingginya permintaan valas korporasi juga menekan kurs rupiah. Jelang akhir kuartal, kebutuhan valuta asing (valas) memang tinggi karena ada kewajiban pembayaran dividen, utang jatuh tempo, dan sebagainya.

"Rupiah banyak dilepas untuk ditukar dengan valas, utamanya dolar AS. Faktor musiman ini yang membuat rupiah melemah," tuturnya.

Sementara itu untuk perdagangan Kamis, Ibrahim memperkirakan rupiah masih akan berfluktuarif dan berakhir melemah.

"Untuk perdagangan kamis, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah di rentang Rp14.530 - Rp14.590 per dolar AS," pungkasnya. (git/fin)

Admin
Penulis