Budidaya Kedelai di Lahan Hutan, Memenuhi Kebutuhan Konsimsi Nasional

fin.co.id - 30/03/2021, 06:35 WIB

Budidaya Kedelai di Lahan Hutan, Memenuhi Kebutuhan Konsimsi Nasional

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi nasional, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo akan menyulap lahan di kawasan hutan untuk membudidayakan kedelai.

"Sepanjang itu sudah clear, kalau ada petaninya, clear lahannya, kami masuk (ke kawasan hutan)," ujar Syahrul di DPR RI, kemarin (29/3).

Dia menerangkan, upaya yang dilakukannya itu untuk memenuhi kebutuhan 270 juta warga Indonesia. Di sisi lain, kata dia, pertanian kedelai harus dijaga agar tetap berkelanjutan.

BACA JUGA:  Harry Van Sidabukke Serahkan Uang Suap Bansos ke Matheus Joko Pakai Tas Gitar Ibanez

"Harus dijaga, ada saat-saat hadapi tantangan. Sangat fluktuatif," katanya.

Syahrul memastikan program menyediakan kedelai lokal dalam waktu 200 hari tetap berjalan. Namun, ada beberapa tantangan yang menghambat budidaya kedelai, salah satunya hama.

"Kedelai bisa di mana saja, tapi persoalannya di hama. Lalu kedelai Indonesia dibandingkan dengan AS pasti kalah. Mereka sudah pakai rekayasa genetika. Tapi ini dilarang FAO," jelas Syahrul.

BACA JUGA:  Pemda Harus Kembangkan Produk UKM Unggulan Untuk Ciptakan Local Champion

Seperti diketahui, harga kedelai melonjak pada Januari 2021 lalu. Kenaikan hjarga kedelai menyebabkan harga tahu dan tempe ikut naik. Sebagai bentuk protes, perajin tahu dan tempat di DKI Jakarta dan Jawa Barat sempat melakukan mogok produksi selama tiga hari pada Januari 2021.

Mengitip data Kemendag, harga kedelai di pasar internasional naik 9 persen dari kisaran USD11,92 menjadi USD12,95 per busel pada Januari 2021. Akibatnya, harga kedelai impor yang dibeli Indonesia naik dari kisaran Rp9.000 menjadi Rp9.300 per kilogram (kg). (din/fin)

Admin
Penulis