JAKARTA- Staf khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani, Yustinus Prastowo mengaku terusik dengan komentar deklarator KAMI, Muhammad Said Didu yang menilai staf khusus Presiden bidang sosial, atau yang disebut staf millenial tidak penting.
Yustinus Prastowo meradang, ketika Said Didu mengomentar sebuah artikel media online terkait pemerintah yang belum membayar Insentif Rp1,48 Triliun untuk para tenaga kesehata. Padahal, telah tercatat sebanyak 863 nakes yang telah meninggal akibat COVID-19.
"Ini lebih penting (Nakes-red) daripada menggaji stafsus milenial, BPIP, kartu prakrerja dan biayai buzzeRp," ujar Said Didu di twitter-nya, @msaid_didu, Rabu (24/3).
Yustinus Prastowo menilai, uncapan Said Didu itu memilintirkan kebijakan pemerintah yang sudah benar. Yustinus bilang, anggaran untuk Nakes saat ini telah disediakan. Namun masih dalam proses verifikasi.
"Pak @msaid_didu, tak usah memelintir yang sudah benar. Pemerintah bukan tak mau membayar. Yang benar: anggaran sudah disediakan dan saat ini sedang verifikasi dokumen oleh auditor BPKP supaya kredibel dan akuntabel. Ini ngurus negara Pak, bukan kandang sapi. Ada aturan dan prosedur," kata Yustinus Prastowo melalui akun @prastow.
Said Didu kemudian meminta agar Yustinus Prastowo tidak terbawa perasaan dan marah terhadap kritikan dari rakyat. Sebab, Yustinus adalah seorang pejabat negara.
"Sebagai pejabat, mohon kurangi hobby marahi rakyat. Anda hanyalah pengelola uang rakyat. Uang dari pajak saya dan pajak orang lain. Anda bukan pemilik uang tersebut - maka belajar jadi bijak. Jawab saja dengan kata-kata yang baik karena itu tugas Anda yang menerima gaji dan fasilitas dari uang rakyat," ujar Said Didu.
Yustinus kemudian mengatakan, dirinya hanya ingin meluruskan apa yang telah disampaikan Said Didu. Dia menilai Didu telah mengolok Stafsus millenial. Bukan mengkritik.
"Saya sama sekali nggak marah, saya terusik denga penyesatan. Ini nggak ada urusan juga dengan Anda membayar pajak, toh Anda juga sudah mendapatkan salah satu hak: divaksin! Saya meluruskan framing yang tak tepat dan hanya mengolok-membelah anak bangsa. Anda tak sedang mengkritik," ujar Pengamat perpajakan ini.
"Namanya Angkie Yudhistia. Staf Khusus Presiden yang sering disebut “Stafsus Milenial”. Saya diskusi berjam-jam dan terharu dengan concern dan apa yang dikerjakannya. Urusan sosial, termasuk menuntaskan keberpihakan pada penyandang disabilitas. Saya tak rela Pak @msaid_didu mengolok," imbuh Yustinus Prastowo. (dal/fin).
Namanya Angkie Yudhistia. Staf Khusus Presiden yg sering disebut “Stafsus Milenial”. Saya diskusi berjam-jam & terharu dg concern dan apa yg dikerjakannya. Urusan sosial, trmsk menuntaskan keberpihakan pada penyandang disabilitas. Saya tak rela Pak @msaid_didu mengolok. pic.twitter.com/0IV7Ghqnla
— Prastowo Yustinus (@prastow) March 24, 2021