Phone Maw ditembak dan dibunuh oleh pasukan keamanan pada 1988 di tempat, yang saat itu dikenal sebagai kampus Institut Teknologi Rangoon.
Penembakan Phone Maw serta terhadap satu mahasiswa lain --yang meninggal beberapa minggu kemudian-- memicu protes besar-besaran terhadap pemerintah militer.
Aksi protes itu dikenal sebagai gerakan 8-8-88, karena mencapai puncaknya pada Agustus tahun itu. Diperkirakan 3.000 orang tewas ketika tentara menumpas pemberontakan.
Aung San Suu Kyi muncul sebagai ikon demokrasi selama gerakan tersebut dan ditahan di rumah selama hampir dua dekade.
Dia dibebaskan pada 2010 saat militer memulai reformasi demokrasi. Liga Nasional untuk Demokrasi memenangkan pemilihan pada 2015 dan sekali lagi pada November tahun lalu.
Tahun ini, para jenderal menggulingkan pemerintahan Suu Kyi dan menahan dia beserta banyak rekan di kabinetnya atas tuduhan terjadi penipuan dalam pemilihan November. (ant/fin)