JAKARTA- Pegiat media sosial, Ferdinand Hutahaean mengaku tidak bangga dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang telah menetapkan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah sebagai tersangka kasus dugaan suap.
Menurut Ferdinand, dirinya akan mengaku kehebatan KPK apabila lembaga anti rasuah itu berani menelisik dana Formula E di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Saya tidak bangga melihat ini (Nurdin Abdulla jadi tersangka-red), kecuali KPK menelisik APBD DKI Jakarta seperti dana Formula E," cetus Ferdinand Hutahaean di twitternya, Ahad (28/2).
Lebih lanjut, Ferdinand menantang Pimpinan KPK, Firli Bahuri menelisik Formula E yang telah ditransfer namun gagal digelar karena pandemi virus corona.
"Jakarta kapan ditelisik APBD nya? Korupsi bukan hanya menerima suap bro, maka itu turunlah ke Jakarta, ada triliunan uang yang gelap di Formula E.Ngga berani? Takut? Mundur boleh kok" ucap Ferdinand lagi.
Mantan kader Partai Demokrat ini juga menyentil DPRD DKI Jakarta yang tidak bisa menyoroti dana tesebut. Ferdinand mengatakan, gaji anggota DPRD yang besar membungkam sikap kritis mereka.
"Rancangan Anggaran RKT 2021 untuk Anggota Dewan besarannya mencapai Rp 888 miliar untuk 106 anggota.
Pantesan mereka pada diam membisu melihat penyimpangan-penyimpangan di Jakarta yang terjadi didepan mata. Patut diduga perbulan mereka terima 500 juta. Ngeri," katanya. (dal/fin).