JAKARTA- Aktivis Pro Demokrasi (ProDem), Nicho Silalahi mengkritik Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo yang ikut mengomentari banjir di Kota Jakarta.
Nicho Silalahi menilai, fungsi BPIP tidak jelas hanya menghabiskan anggaran. Sehingga menjadi opsisi bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dianggap sebagai sebuah pekerjaan. Padahl mereka dibayar dengan gaji puluhan juta rupiah.
"Fungsi BPIP selain ngabisin Anggaran maka menjadi oposisi bagi Pemprov DKI. Biar ga kelihatan ongkang-ongkang kaki bergaji ratusan juta terpaksa deh cuap-cuap biar terlihat seolah bekerja," tulis Nicho Silalahi dikutip dari cuitan di akun twitternnya, Senin (22/2).
Nicho menilai, BPIP mengkiritik banjir di Jakarta, namun ketika banjir di luar Jakarta seolah diam.
"Namun saat Kalsel, Jateng dan Jabar nanjir mereka harus bisu agar bos senang.Ia gak sih ?," sindirinya.
Sebelumnya, Staf Khusus BPIP Antonius Benny Susetyo mengatakan, pemerintah Provinsi DKI Jakarta harusnya melanjutkan kebijakan pemimpin sebelumnya terkait banjir di DKI Jakarta.
"Seperti jaman Ahok dulu pengerukan, pembersihan drainase, pasukan kunging atau pasukan orange sehingga ketika curah hujan melebihi kapasitas itu air bisa mengalir nah ini harus dilanjutkan dan dikembangkan lagi kebijakannya dan serius mengatasinya," jelas Benny lewat keterangan tertulisnya Senin (22/2).
Dia mengatakan, penyelesaian banjir di Jakarta, bisa diselesaikan jika tidak sektoral melainkan menyeluruh baik dari sistem drainase maupun sistem pengaturan debitnya dengan dibangun bendungan.
Dia juga mengatakan bahwa penataan Kota Jakarta juga harus menyeluruh tidak parsial serta tidak politis.
"Apa sesuatu yang baik harusnya diteruskan seperti bendungan dan pengerukan dilanjutkan, dikembangkan, diperbaiki," tambah Benny. (dal/fin)