Meski Kecil, UMKM Tak Permasalahkan Besaran BLT

fin.co.id - 15/02/2021, 11:33 WIB

Meski Kecil, UMKM Tak Permasalahkan Besaran BLT

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Kondisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) saat ini sangat memprihatinkan. Mereka masih membutuhkan bantuan stimulus dari pemerintah agar dapat bertahan dan melanjutkan usahanya.

Meski Bantuan Langsung Tunai (BLT) terbilang kecil yakni sebesra Rp2,4 juta, namun pelaku UMKM tidak mempersoalkannya. Terpenting, saat ini mereka dapat bertahan dari hantaman pandemi Covid-19.

Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni menyampaikan, usaha Warung Tegal (Warteg) kelas menengah membutuhkan modal rata-rata sebesar Rp100 juta hingga Rp150 juta. Uang tersebut digunakan untuk sewa kios dan modal usaha.

BACA JUGA:  Henri Subiakto Kenang Sosok BJ Habibie: Setelah Lengser Beliau Menjaga Lisan, Sindir JK?

"Anggap saja jalan tengah untuk Warteg menengah, butuh modal Rp150 juta, cukup besar," ujar Mukroni kepada Fajar Indonesia Network (FIN), kemarin (14/2).

Dengan kondisi ini, pelaku usaha Warteg akan sangat terbantu ketika pemerintah memberikan akses ke lembaga pembiayaan untuk peminjaman modal. Seperti akses Kredit Usaha Rakyat (KUR), atau kebijakan penundaan pembayaran utang bank maupun leasing. Hal itu sangat membantu bagi mereka.

"Kondisi saat ini, para pedagang Warteg sebagian besar punya utang di bank dan leasing, mereka tidak bisa mengambil utang lagi sekarang. Padahal mereka butuh modal untuk perpanjang kontrak (kios)," ungkapnya.

BACA JUGA:  Ferdinand Sentil Anies: Bro Jika Mau jadi Presiden, Ente Harus Berani Lawan Musuh Negara, Yaitu FPI dan HTI

Karenanya, ia mengapresiasi pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memperpanjang restrukturisasi kredit perbankan di 2021. "Tapi harusnya jangan bank saja, tapi leasing juga kan di bawah OJK. Banyak teman-teman yang enggak bayar dua bulan saja, kendaraan mereka ditarik," tuturnya.

Senada, Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia M Ikhsan Ingratubun mengatakan, sejatinya BLT, Banpres (Bantuan Presiden) serta stimulus lainnya seperti bantuan permodalan UMKM 2,4 juta hingga KUR berbunga rendah 3 persen, sangat dibutuhkan UMKM saat ini.

Di sisi lain, kata dia, jika bantuan UMKM itu ditunjang juga dengan BLT kepada masyarakat kelas bawah. Maka hal itu akan berguna untuk meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga produk-produk UMKM bisa terserap.

BACA JUGA:  Angin Segar dari Menteri BUMN Himbara Diminta Kembali ke Khitah, Siapa Diuntungkan?

"Karena UMKM yang sekarang bertahan sekalipun, termasuk Warteg, itu omzet nya turun sampai 80 persen. Sekarang orang banyak masak sendiri untuk berhemat, ketimbang beli makan di Warteg," ujar Ikhsan kemarin.

Sebelumnya, pemerintah memastikan segera menyalurkan BLT UMKM sebesar Rp 2,4 juta untuk 12 juta pelaku usaha. Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, program bantuan ini rencananya bakal dilanjutkan di tahun ini.

"Per tanggal 14 Desember 2020 kemarin, kami telah berkirim surat dengan Kemenkeu untuk mengusulkan lanjutan program Banpres Produktif. Kami mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp28,8 triliun dan menargetkan 12 juta pelaku UMKM yang akan mendapatkan bantuan sebesar Rp2,4 juta per usaha mikro," ujar Teten. (git/din/fin)

Admin
Penulis