JAKARTA- Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora), Fahri Hamzah menilain, pemerintah seharusnya berkaca kepada Presiden Amerika Donald Trump yang kini di-impeachment oleh DPR meskipun tidak lagi menjabat sebagai Presiden.
Menurut Fahri Hamzah, sebab dampak dari kebijakan pemerintahan Donal Trump yang kerap kali menggunakan panggung Istana untuk berbohong
"Apa yang terjadi di Amerika? Kenapa Trump masih mau di-impeach padahal ia sudah diganti secara konstitusional? Padaha ia bukan presiden AS lagi?. Adalah karena seorang presiden menggunakan panggung istana untuk berbohong. Dan itu mencipta pembelahan masyarakat yang dahsyat," kata Fahri Hamzah lewat keterangan tertulisnya, dikutip Senin (15/2).
Fahri Hamzah mengatakan, negara harus hadir sebagai penengah di tengah perpecahan anak bangsa. Negara harus memfasilitasi kebebasan berependapat bagi tiap-tiap warga negara.
"Yang penting negara tidak saja harus adil tapi harus nampak adil. Negara harus memfasilitasi kebebasan warga negara yang berdialog sepanas apapun. Tapi, negara harus menjaga diri untuk tetap berada di tengah dan jangan ikut-ikutan berbuat salah dalam mengelola," ungkap Fahri.
Mantan Wakil DPR RI ini menilai, pemerintah perlu merubah cara dalam melihat sejumlah persoalan terkait ujaran kebencian di media sosial. Pemerintah diharapkan tidak personalisasi.
Fahri bilang, negara saat ini sedang bingung warganya yang bising dan bertengkar terkait hal-hal yang tidak jelas. Menurutnya, negara tidak boleh terlibat dalam pertengkaran itu, sebab akan mendambah kegaduhan.
"Negara memfasilitasi panggung gak jelas itu lengkap dengan ring tinjunya. Udah gitu negara juga nampak berpihak dalam sengketa. Tambah gaduhlah suasana di tengah pandemi corona," katanya.
Dia melanjutkan, bahwa, jika negara berhenti memfasilitasi pertengkaran remeh di media sosial, soal anonim memfitnah dan dua tiga individu saling serang di dunia maya, maka damailah negeri ini.
"Negeri demokrasi memang bising karena bebas, yang penting negara adil," katanya.
Menurutnya, respon negara atas kebebasan berpendapat oleh rakyat termasuk di dunia maya bukan dengan membawanya ke ruang sidang, tetapi yang lebih penting dan kebanyakan dari itu adalah menjaga kebebasan agar kedua belah pihak bisa saling jawab dan klarifikasi. "Inilah tangga peradaban," pungkas Fahri. (dal/fin)