JAKARTA – Antibodi penyintas COVID-19 tidak akan bertahan lama. hanya bisa bertahan tiga hingga delapan bulan. setelah itu akan menurun
Saat ini para penyintas COVID-19 atau orang yang berhasil pulih dari penyakit tersebut memang belum menjadi prioritas pemerintah mendapatkan vaksin.
"Namun, setelah itu kita harapkan kelompok ini dapat divaksinasi. Sebab, antibodi alamiahnya sudah mulai turun," kata Ketua Tim Advokasi Pelaksanaan Vaksinasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Profesor Iris Rengganis di Jakarta, Minggu (14/2)
Secara umum, imunitas terbagi menjadi dua. Pertama, imunitas alamiah atau natural dan imunitas yang didapat. Imunitas alamiah juga tergolong dua. Yakni aktif dan pasif.
Antibodi aktif terjadi setelah seseorang terinfeksi suatu penyakit dan memperoleh kekebalan. Sedangkan yang pasif terjadi dari ibu ke janin melalui plasenta.
Selanjutnya imunitas yang didapat juga terbagi dua, yakni aktif dan pasif. Untuk aktif didapatkan atau terbentuk setelah pemberian vaksin. Antibodi tidak serta merta langsung terbentuk pasca disuntik. Karena membutuhkan waktu minimal 14 hingga 28 hari.
Sedangkan imunitas yang didapat kategori pasif, merujuk kepada pemberian antibodi langsung. “Dalam hal ini tubuh tidak perlu membentuk antibodi seperti yang aktif. Misalnya plasma konvalesen,” jelasnya.
Sementara itu, Juru Bicara Vaksin COVID-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan sasaran pemberian vaksin kepada 181,5 juta masyarakat untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity.
“Terkait prioritas pemberian vaksin, akan merujuk kepada data-data epidemiologi, kajian Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) serta rekomendasi WHO,” papar Nadia. (rh/fin)