JAKARTA - Vaksin COVID-19 dan protokol kesehatan (Prokes) berperan saling melengkapi. Yakni sebagai lapisan proteksi terhadap infeksi virus COVID-19. Masyarakat diminta tidak hanya mengandalkan satu intervensi kesehatan saja. Seperti mengandalkan vaksin agar tidak tertular virus Corona penyebab COVID-19.
"Karenanya, upaya vaksinasi yang dilakukan saat ini tentunya tidak semata-mata menjadi satu-satunya upaya melindungi masyarakat dari penularan COVID-19. Vaksinasi tidak akan berhasil apabila tidak diimbangi dengan protokol kesehatan," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito di Jakarta, Jumat (12/2).
BACA JUGA: Infografis: Statistik Covid-19 di Indonesia Jumat, 12 Februari 2021
Dia menuturkan penerapan protokol kesehatan secara disiplin adalah upaya melengkapi intervensi kesehatan sebagaimana diajarkan analogi Swiss Cheese Model.Dalam hal ini, berbagai intervensi penanganan COVID-19 diibaratkan sebagai celah pada lapisan keju yang saling menutupi satu dengan lainnya. Tujuannya agar tidak dapat ditembus dari luar. Sehingga masing-masing upaya berperan semakin signifikan mencegah infeksi virus penyebab COVID-19 jika dilakukan bersamaan.
"Hal ini akan berlaku sebaliknya. Jika masyarakat hanya mengandalkan satu intevensi tunggal, maka kekurangan yang ada tidak akan tersokong dan malah akan memperburuk keadaan," tutur Wiku.
BACA JUGA: Menko Perekonomian Paparkan Lima Strategi Pengendalisn Inflasi 2021
Selain tingkat efektivitas suatu intevensi kesehatan, keberhasilan upaya perlindungan kesehatan di tengah pandemi juga sangat bergantung dengan lapisan proteksi majemuk."Contohnya, jika ada dua orang memakai masker dan hanya salah satu yang memakai masker tiga lapisan dan tepat menutup hidung dan mulut, maka sudah bisa ditebak mana yang lebih berisiko terpapar COVID-19." jelasnya.
BACA JUGA: Makan 6 Hidangan Ini Saat Imlek, Diyakini Bakal Untung Sepanjang Tahun
Untuk itu, selama belum tercapai kekebalan komunitas atau herd immunity, pencegahan paling efektif adalah kepatuhan protokol kesehatan oleh seluruh individu. Upaya edukasi dan komunikasi kepada masyarakat harus dilakukan seimbang antara vaksinasi dan protokol kesehatan."Langkah penanganan pandemi COVID-19 tidak bisa dilakukan secara tunggal. Harus komprehensif dengan melibatkan protokol kesehatan yang ketat. Ini demi menekan lebih banyak jumlah orang yang terinfeksi," paparnya.
BACA JUGA: Kasus Izin Ekspor Benur Lobster, Pemilik PT DPPP Didakwa Suap Edhy Senilai Rp2,1 Miliar
Pada saat , upaya tersebut harus didukung pelayanan kesehatan yang berkualitas. Sehingga mereka yang sakit semakin sedikit, dan meningkatkan angka kesembuhan. Selanjutnya, vaksinasi COVID-19 bertujuan mengurangi kerentanan terinfeksi."Satgas berharap setiap elemen masyarakat, baik pemerintah, akademisi, komunitas, penggiat usaha maupun media memiliki pola pikir yang lebih luas dan mendalam. Untuk menjalankan upaya penanganan COVID-19 secara lebih komprehensif demi penanganan kesehatan yang lebih signifikan," pungkas Wiku.(rh/fin)