JAKARTA - Facebook akan mengurangi distrtibusi konten dan profil oleh militer Myanmar terkait penyebaran informasi yang salah.
Facebook menyebutkan pihak militer Myanmar terus menyebarkan informasi yang salah setelah berhasil merebut kekuasaan dan menahan para pemimpin sipil dalam kudeta pada 1 Februari 2021 lalu.
Langkah-langkah yang diambil oleh Facebook itu bukan merupakan larangan, tetapi ditujukan untuk mengurangi jumlah orang yang melihat konten-konten produksi militer Myanmar.
Tindakan pengurangan distribusi konten itu diterapkan Facebook terhadap sebuah laman resmi yang dijalankan oleh tentara.
Pembatasan juga dilakukan terhadap satu laman lainnya yang dijalankan oleh juru bicara militer Myanmar serta laman-laman tambahan lainnya yang dikontrol oleh pihak militer yang berulang kali melanggar kebijakan dengan mengunggah informasi salah.
Laman-laman tersebut juga tidak akan muncul di umpan berita seperti yang direkomendasikan.
Perusahaan raksasa media sosial itu mengatakan pihaknya juga telah menangguhkan kemampuan lembaga pemerintah Myanmar untuk mengirim permintaan penghapusan konten ke Facebook melalui saluran normal yang digunakan oleh para pihak berwenang di seluruh dunia.
"Secara bersamaan, kami melindungi konten, termasuk pidato politik, yang memungkinkan rakyat Myanmar mengekspresikan diri dan menunjukkan kepada dunia apa yang terjadi di dalam negara mereka," kata Direktur Kebijakan Publik Facebook untuk Negara Berkembang Asia-Pasifik Rafael Frankel, dikutip dari Reuters, Jumat (12/2).
Seperti diberitakan, ratusan ribu orang telah melakukan protes di seluruh Myanmar sejak tentara menggulingkan pemerintah sipil yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi dan menahan sebagian besar pemimpin utama pemerintah sipil. (riz/fin)