JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman menilai, buzzer bukan saja dipakai oleh Pemerintah di media sosial, tetapi juga oleh oposisi yang pernah berkuasa. Sehingga menurutnya, kelompok oposisi ini sedang gencar sosialisasi karena ingin berkuasa kembali.
"Logika gua, yang mungkin pakai buzzer bukan hanya penguasa tetapi juga oposisi kardus yang pernah berkuasa tapi gagal sejahterakan umat, yang waktu berkuasa nangkap ulama, yang ngiler mau kuasa kembali dengan nunggangi perjuangan umat. Bisa aja maling teriak maling /buzzer teriak buzzer," kata Anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerindra ini di twitternya, Kamis (11/2).
Habiburokhman mengakui dirinya juga sering kritik pemerintah di DPR. Dia juga mendapat serangan-serangan dari para buzzer. Namun dia merasa tidak terganggu. Menurut anak buah Prabowo Subianto ini, buzzer juga punya hak untuk berpendapat.
"Sejak dahulu hingga saat ini di DPR gua tetap rajin kritik pemerintah (Check aja jejak digital), tapi gua gak pernah merasa terganggu dan gak pernah takut sama buzzer yang nyerang gua. menurut gua, mereka juga punya hak berpendapat juga walaupun bertentangan dengan gua," katanya.
Menurutnya, jangan mempermasalahkan buzzer di media sosial. Yang terpenting adalah tidak ada kriminalisasi bagi para pengritik.
"Yang terpenting adalah jangan ada kriminalisasi terhadap aktivitas mengkritik yang tidak mengandung fiitnah. Kalau kita gak suka dengan buzzer ya jangan baca komentar mereka, simpel banget," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mempersilahkan masyarakat untuk melontarkan kritikan-kritikan keras terhadap kinerja pemerintah. Hal itu guna meningkatkan pelayanan publik.
Namun demikian, apa yang dikatakan pemerintah dianggap paradoks. Lain sisi, ada Undang-undang Informasi Elektronik (UU ITE) dengan sejumlah pasal karetnya yang siap mengancam pengkritik. Sehingga banyak pihak yang mendesak agar Pemerintah menertibkan buzzer yang kerap 'menyerang' dengan caci maki dan penghinaan fisik. Selain itu, Pemerintah juga didesak merevisi UU ITE dan pasal-pasal karetnya. (dal/fin).