News . 10/02/2021, 08:24 WIB
JAKARTA- Mantan kader Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menilai, tuduhan sebagian kelompok yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) anti kritik adalah tuduhan yang tidak mendasar. Sebab hingga saat ini masih dijumpai orang-orang dengan bebas mengkritik pemerintah.
Ferdinand mengatakan, tuduhan bahwa Jokowi anti kritik hanya berasal dari mereka yang punya rasa kebencian kepada Presiden.
"Ada beberapa orang yang sedang bangun opini bahwa seolah mengkritik jai menakutkan di negeri ini. Sungguh ini sebuah wujud sikap dari hati pembenci yang berusaha memfitnah.
Andai mereka jujur, jangankan kritik, fitnah, caci maki dan hoax saja berseliweran tiap hari tanpa takut. Kalian bohong," kata Ferdinand dikutip dari akun twitternya, Rabu (10/2).
Ferdinand menilai, hingga saat ini orang masih bebas melontarkan kritikan. Bahkan fitnah dan caci maki kepada Presiden hingga keluarganya tanpa rasa takut. Dia kemudian menantang publik untuk membuktikan bahwa Jokowi memenjarakan orang karena kritik.
"Saya menantang orang-orang menyebut mengkritik era sekarang menakutkan karena dipenjara untuk memberikan bukti 1 orang saja siapa yang dipenjara karena mengkritik," kata Ferdinand.
Lebih lanjut dia mengatakan, jika ada yang dipenjarakan maka itu bukan soal kritik. Tapi soal fitnah dan hoax kepada Jokowi mau pun keluarganya. Hingga dikenai UU ITE.
"Dan itu sudah sesuai hukum yang berlaku bahwa memang UU ITE dan KUHP mengijinkan proses hukum untuk pelaku-pelaku fitnah, hoax, penghinaan dan pencemaran nama baik," kata Ferdinand.
Ferdinand kemudian menyentil tokoh Tionghoa Kwik Kian Gie yang sebelumnya mengaku bahwa saat ini paling takut untuk kritik pemerintah dibanding zaman orde baru.
"Presiden Jokowi dan istana tidak pernah memenjarakan orang karena kritik, tidak ada satupun yang masuk penjara karena kritik. Tapi jaman Orba, bukan cuma penjara tanpa pengadilan, bisa-bisa nyawa hilang. Jadi Kwik Kian Gie cuma sedang berhalusinasi saja soal ketakutannya," pungkas Ferdinand.
Sebelumnya, Kwik Kian Gie mengaku takut melontarkan kritik kepada pemerintah. Dia mengatakan itu, setelah dirinya memberikan kritik atas meningkatkan utang negara selama Presiden Joko Widodo.
Mantan Menteri Koordinator Ekonomi itu mengatakan, setelah kritikan itu, tak lama kemudian buzzer menyerang pribadi dirinya.
"Saya belum pernah setakut saat ini mengemukakan pendapat yg berbeda dengan maksud baik memberikan alternatif. Langsung saja di-buzzer habis-habisan, masalah pribadi diodal-adil,” kata Kwik dikutip di Twitternya, Sabtu (6/2/2021).
Mantan kepala Bappenas itu membandingkan bagaimana respons publik saat dirinya memberikan kritik di zaman Presiden Soeharto dan saat ini.
“Zaman Pak Harto saya diberi kolom sangat longgar oleh Kompas. Kritik-kritik tajam. tidak sekalipun ada masalah,” ungkapnya.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com