Susi Minta Jokowi Tertibkan Ujaran Kebencian, Ferdinand: Mantan Menteri tak Punya Etika

fin.co.id - 08/02/2021, 08:14 WIB

Susi Minta Jokowi Tertibkan Ujaran Kebencian, Ferdinand: Mantan Menteri tak Punya Etika

JAKARTA- Aktivis media sosial Ferdinand Hutahaean mengaku kecewa dengan mantan Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti yang mengomentari Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui akun twitternya. Ferdinan bilang, Susi tak punya etika terhadap Presiden Jokowi.

"My problem is, kecewa melihat mantan menteri tak punya etika kepada presidennya," kata Ferdinand membalas komentar Susi di kolom komentar akun milik Presiden Jokowi.

Mantan politikus Partai Demokrat ini bilang, Susui tak pantas mencuit hal-hal terkait imbauan hate speech kepada Jokowi di media sosial. Apalagi Susi seorang mantan Manteri.

"Sebagai mantan menteri, tak sepatutnya ibu Susi mencuit hal seperti itu kepada Presiden apalagi cuitan Pak Jokowi tentang vaksin Covid-1," kata Ferdinand.

Dia menilai, komentar Susi ke Jokowi seolah Susi Presiden membiarkan Hate Speech.

"Seolah ibu secara tidak langsung menuduh hate speech itu terkait dengan Presiden Ibu salah..! Presiden tak ada hubungannya dengan itu, dan ibu bisa komunikasi dengan Presiden lewat ajudan," kata Ferdinand.

Diberitakan FIN sebelumnya, Susi Pudjiastuti meminta Jokowi agar menertibkan ujaran kebencian di media sosial terkait suku ras dan agama (SARA).

Susi mengatakan hal itu di kolom komentar akun twitter milik Presiden Jokowi. Mulanya, Jokowi mengunggah video terkait vaksinasi. Jokowi mengajak masyarakat agar tetap disiplin dan menjalankan protokol kesehatan.

Susi Pudjiastuti lantas meminta Presiden agar juga mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan ujaran kebencian.

"Mohon dibantu dengan himbauan dari Bapak Presiden untuk menghentikan Hate speech .. ujaran kebencian yang baik yang mengatasnamakan agama, Ras/Suku, Relawan dan lain lain," tulis Susi.

Susi menilai, Ekonomi Indonesia sudah terpuruk akibat pandemi, sehingga tidak elok jika semua diperparah dengan ujaran kebencian.

"Pandemic sudah cukup membuat depresi ekonomi sosial juga kesehatan jiwa masyarakat semua," tulis Susi.(dal/fin).

 

Admin
Penulis