Beda Tanggapan: Banjir Semarang Karena Curah Hujan Tinggi, Banjir Jakarta Salahkan Anies

fin.co.id - 07/02/2021, 12:45 WIB

Beda Tanggapan: Banjir Semarang Karena Curah Hujan Tinggi, Banjir Jakarta Salahkan Anies

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Hujan lebat dengan intensitas tinggi sejak Kamis malam hingga Sabtu (6/2), menyebabkan banjir besar di beberapa sudut Kota Semarang. Banjir terjadi di beberapa tempat, seperti di Stasiun Kereta api Tawang dan Poncol hingga menganggu transportasi kereta api. Demikian juga banjir terjadi di Kota Tua Semarang dan Bandara Internasional Ahmad Yani.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan banjir yang terjadi itu akibat curah hujan yang tinggi dan ekstrim.

"Data curah hujan termasuk ekstrem. Dari hitungan hidrologi, periode ulangnya setiap 50 tahun," katanya di sela pengecekan ke Kawasan Kota Lama dan sejumlah lokasi banjir di Kota Semarang, Sabtu (6/2).

Menurut dia, drainase di Kawasan Kota Lama yang sudah selesai direvitalisasi tersebut sudah didesain untuk mencegah banjir. Meski demikian, kata dia, sudah tiga pompa air yang dioperasikan untuk memompa air ke Kali Semarang.

Selain curah hujan yang ekstrem juga diakibatkan pasang air laut yang cukup tinggi. Sehingga peran pompa air dalam upaya menangani banjir Semarang sangat penting. Hingga kini tercatat ada 10 Kecamatan di Kota Semarang yang dilanda banjir.  

Banjir di Jakarta .

Pada Januari 2020 lalu, hujan lebat melanda DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jadi sasaran bully. Dia yang paling bertanggung jawab atas banjir tersebut. Saat itu, curah hujan bukan jadi penyebab, namun normalisasi sungai Cilwung yang disalahkan. Bahkan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono ikut menyentil Anies.

Basuki Hadimuljono menyampaikan kekecewaannya kepada Anies Baswedan yang belum bisa membebaskan lahan untuk normalisasi sungai Ciliwung.

“Mohon maaf Bapak Gubernur, selama dalam penyusuran Kali Ciliwung, nyata. Kali Ciliwung yang sepanjang 33 kilometer yang sudah ditangani normalisasi 16 kilometer,” kata Basuki di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (1/1).

Basuki menyebut, wilayah yang kalinya sudah dinormalisasi tidak terkena luapan banjir. Oleh karena itu, dia menilai harus ada ketegasan dari Anies ke depan untuk menyelesaikan normalisasi Kali Ciliwung.

“Karena 1,2 Km, 600 meter sudah kami kerjakan. Kami menunggu sekarang kesepakatan dengan masyarakat. Alhamdulillah menurut Beliau (Anies) tadi, masyarakat sudah diskusi dan Insya Allah bisa menerima itu, mudah-mudahan bisa kita tangani,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Basuki menyampaikan kementeriannya juga tengah mengejar pembangunan bendungan Ciawi dan Sukamahi. Pembebasan lahan untuk proyek tersebut sudah hampir 95 persen. Dia menargetkan, pembangunan bendungan tersebut bisa rampung pada tahun ini.

“Mudah-mudahan dengan beberapa program itu, akan mengurangi atau menambah kesiapsiagaan kita menghadapi musim-musim hujan berikutnya yang mungkin akan menjadi lebih besar dari apa yang sudah kita rasakan hari-hari ini, menurut ramalan BMKG,” jelasnya. (dal/fin). 

Admin
Penulis