"Jika tidak diimbangi dengan pengelola medis yang seharusnya, maka potensinya sampai 200 ton perhari," kata dia.
Peningkatan jumlah limbah medis pun masih mungkin terjadi seiring dengan adanya ada peningkatan jumlah pasien.
Sementara Sekjen Perkumpulan ahli Lingkungan Indonesia Lina Tri Mugi Astuti menyebut timbunan limbah medis COVID-19, sangat membahayakan kesehatan masyarakat.
"Terlebih bagi masyarakat yang bersentuhan langsung. Dampak bagi kesehatan sangat membahayakan," katanya.
Karenanya, dia meminta agar semua pihak yang berkaitan langsung dengan limbah medis untuk mengelola dengan baik. Sehingga dampak yang membahayakan bagi kesehatan masyarakat bisa dihindari.(gw/fin)