News . 13/01/2021, 10:00 WIB
JAKARTA - Nama Kabareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo dikabarkan bakal menempati posisi Tribrata 1. Dia akan menggantikan Kapolri Jenderal Idham Azis yang akan pensiun pada 1 Februari 2021.
Munculnya nama Komjen Listyo Sigit sebagai kandidat terkuat calon Kapolri mengundang beragam komentar. Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas meminta agar sebelum Presiden Joko Widodo benar-benar arif dan bijaksana dalam menunjuk sosok calon Kapolri baru. Kapolri jangan ditunjuk hanya berdasarkan kedekatan dan loyalitas.
"Presiden hendaknya kalau mencalonkan dan menunjuk seseorang menjadi kapolri pertimbangannya tentu tidak cukup hanya didasarkan kepada kedekatan, loyalitas, dan profesionalitas saja tapi harus lebih luas dari itu," katanya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/1).
Meski pemerintah membantah, namun menurutnya sikap dan pandangan seperti itu tidak boleh dianggap enteng.
"Karena dia bisa menjadi seperti api di dalam sekam, apalagi kalau seandainya sebagian besar umat Islam merasa terus-menerus disakiti dan dikecewakan," ungkapnya.
"Oleh karena itu sebagai anak bangsa saya khawatir penunjukan kapolri baru bila salah pilih akan melahirkan reaksi yang tidak baik bagi perkembangan kehidupan bangsa kedepannya," katanya.
Anwar mengatakan Indonesia sebagai bangsa harus bisa berkonsentrasi penuh di dalam mengatasi masalah tersebut. Penyelesaian semacam ini, sangat memerlukan persatuan dan kesatuan dari seluruh warga bangsa.
Senada diungkapkan pakar intelijen dan terorisme Ridlwan Habib. Dia menyebut pemerintah harus mewaspadai kelompok teroris yang anti terhadap calon Kapolri baru.
"Bagi kelompok seperti JAD atau MIT, (yang berpandangan) polisi halal diserang, apalagi polisi yang dipimpin seorang Katolik, tambah membuat mereka marah," kata Direktur The Indonesia Intelligence Institute ini.
"Presiden perlu figur Kapolri yang terbiasa berkoordinasi dan sudah faham karakternya," katanya.
Selain itu, Sigit juga paham bermacam-macam organisasi masyarakat. Bahkan dia juga pernah menjadi pembicara dalam Kursus Ketahanan Nasional DPP PKS pada Februari 2020 lalu.
Sementara koordinator Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Petrus Selestinus menilai Listyo Sigit bukan pilihan tepat menjadi Kapolri.
“Yang perlu dipikirkan oleh kita semua adalah bagaimana menunjuk seorang Kapolri yang tepat, yang bisa menjawab kebutuhan Negara ke depan, dengan melihat dinamika politik yang berkembang saat ini,” katanya.
Dikatakannya, tantangan terberat saat ini, adalah munculnya gerakan radikalisme, intoleransi dan terorisme dengan basis ormas radikal dan berpaham khilafah yang belum tertangani dengan baik. Karenanya, kriteria Kapolri pasca Jenderal Idham Azis, adalah tipe yang mampu membawa visi negara menjaga NKRI tanpa kenal gigi mundur.
“Apalagi selama menjadi Kabareskrim, terjadi masalah mismanagement dalam penanganan kasus Djoko S Tjandra, yang berakibat dua Jenderal Polisi menjadi tumbal akibat salah urus keresersean,”lanjutnya.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com