News . 12/01/2021, 11:35 WIB
JAKARTA - Kementerian Sosial mempersiapkan sejumlah langkah, agar bantuan sosial (bansos) tepat sasaran. Sedangkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan agar Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang menjadi basis data penerima bantuan sosial segera diperbaiki.
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyebut pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah agar penyaluran bantuan sosial (bansos) Covid-19 2021 tepat sasaran. Langkah tersebut berupa menyiapkan software yang memadukan data penerima bansos dengan Nomor Induk Kewarganegaraan (NIK).
“Jadi sebelum kita proses realisasi dan PT Pos Indonesia itu kami menyiapkan software itu di mana yang pertama penerima itu harus connect dengan data NIK,” ujar Risma di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta, Senin (11/1).
Hal ini dilakukan agar Kementerian Sosial bisa melakukan evaluasi selama tiga minggu sisa Januari 2021 apabila terdapat penerima bansos yang tidak terbiasa menggunakan perbankan.
“Kenapa kita lakukan di minggu pertama? Supaya kalau ada warga yang tidak bank-able atau dia tidak biasa digunakan bank itu maka kemudian kita masih punya 3 minggu untuk evaluasi,” ucapnya.
“Makanya sampai hari ini kita tahu misalkan dari Bank Mandiri itu kemarin kalau gak salah yang meninggal 7, kemudian dari Bank BNI yang meninggal kalau gak salah 78, itu kami tau semua. Kemudian ada yang tidak aktif karena selama 3 bulan itu berturut-turut tidak mengambil itu,” katanya.
Selain itu, sambungnya, terdapat penyertaan foto wajah dan sidik jari penerima dalam penyaluran bansos.
Risma mengakui, masih terdapat sejumlah penerima bansos yang tidak terbiasa dengan sistem perbankan.
Atas hal itu, ia mengungkapkan, penyaluran bansos dapat dialihkan melalui PT Pos Indonesia dan diantarkan secara langsung kepada penerima.
“Jadi setiap Jumat kami melakukan rapat evaluasi terhadap progres dari pada pemberian bantuan berdasar temuan-temuan dari bank,” tukasnya.
Pada kesempatan yang sama, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendesak Kementerian Sosial memperbaiki Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang menjadi basis data penerima bantuan sosial.
Pada hari ini Menteri Sosial Tri Rismaharini bertemu dengan tiga pimpinan KPK yaitu Alexander Marwata, Nurul Ghufron, Nawawi Pomolango dan Deputi Pencegahan KPK Nainggolan dan jajaran di kedeputian pencegahan untuk melakukan koordinasi terkait surat rekomendasi KPK pada 3 Desember 2020 tentang penyampaian Kajian Pengelolaan Bantuan Sosial.
Menurut Pahala Ditjen Dukcapil Kemendagri sangat kooperatif dan menawarkan pemadanan data secara daring sehingga 3 juta data yang terus berubah misalnya lahir, meninggal, menikah, cerai, keluar daerah atau masuk daerah juga dapat diperbaharui secara otomatis.
"Selain 16 juta data tidak ada NIK, ada juga 1,06 juta NIK ganda dan kami lihat juga 234 ribu orang sudah meninggal masih ada di DTKS, itu hasil pemadanan Dukcapil berdasar kajian KPK," tambah Pahala.
"Jadi seharusnya 17 juta ini dipindahkan ke DTKS Kemensos maka DTKS rasanya akan lebih baik kualitasnya, Kami sepakat mendorong DTKS 'online' sehingga pendataan tidak harus per bulan tapi langsung 'real time'," tambah Pahala.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com