Petani Gagal Panen, Harga Cabai Melambung

fin.co.id - 08/01/2021, 03:00 WIB

Petani Gagal Panen, Harga Cabai Melambung

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

TASIK – Harga cabai rawit mengalami kenaikan yang signifikan atau lebih dari 10 persen Kamis (7/1/2020). Kenaikan itu terjadi sejak pertengahan Desember 2020 hingga saat ini.

Di Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya, harga cabai yaitu Rp 70.000/kg untuk cabai merah caplak. Awalnya harga cabai jenis caplak Rp 40.000/kg.

Berikutnya, harga cabai rawit domba Rp 75.000/kg sampai Rp 80.000/kg. Awalnya, harganya Rp 50.000/kg. Sedangkan untuk cabai caplak merah Rp 55.000/kg yang awalnya hanya Rp 40.000/kg.

BACA JUGA:  Geledah Kantor Dinas Pemkot Batu, KPK Amankan Dokumen Proyek dan Perizinan Tempat Wisata

Kepala Bidang Pangan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Tasikmalaya Enung Nurteti mengatakan, informasi yang pihaknya terima bahwa kenaikan harga cabai sudah terjadi sejak dua minggu lalu atau sebelum masuk tahun baru. "Untuk penyebab kenaikan harga karena cuaca buruk dan musim hujan," kata dia seperti dikutip dari Radar Tasimalaya (Fajar Indonesia Network Grup).

Musim hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan cabai gagal panenan, karena pada musim penghujan cabai biasanya rentan terhadap penyakit. "Akibatnya stok cabai sedikit, permintaan banyak. Dengan itu berimbas terhadap kenaikan harga," kata dia.

BACA JUGA:  Heran Blusukan Risma Dituding Sandiwara, Fedinand: di Hati Kalian Ada Apa Sampai Berpikir Begitu?

Cabai rawit yang dijual di Kota Tasikmalaya, kata Enung, biasanya dipasok dari luar daerah, karena bila hanya dipasok dari dalam Kota Tasikmalaya, kata Enung, tidak akan mencukupi melihat Kota Tasikmalaya pusat distribusi. Permintaan cabai rawit juga datang dari masyarakat lokal dan masyarakat daerah tetangga Kota Tasikmalaya. "Makanya dipasok dari daerah lainnya seperti Blitar, Majalengka dan daerah lainnya," kata dia menjelaskan.

Kenaikan harga cabai diprediksi akan berlangsung sampai akhir musim penghujan, mengingat cabai akan mudah busuk dan gagal panen bila musim hujan ini.

"Itu sebagai konsekuensinya sebuah kota yang menjadi pusat distribusi, tidak akan cukup meski membudidayakan sendiri," kata dia menjelaskan.

BACA JUGA:  Viral Uang Rp15 Juta Dimakan Rayap, LPS: Jadi Pelajaran Menabung di Bank

Kepala UPTD Pasar Cikirubuk, Udin mengatakan, kenaikan harga cabai rawit karena pasokan dari petani kurang. "Saat ini banyak petani yang gagal panen," kata dia.

Meskipun harga naik, untuk stok cabai rawit, kata Udin, masih aman, karena masih ada pengiriman dari tingkat petani.

"Stok aman hanya saja tidak melimpah seperti sebelumnya, dan itu berimbas kepada naiknya harga," kata dia.

Bila melihat, kenaikan harga cabai sendiri untuk saat ini sangat signifikan. Pasalnya lebih dari 10 persen dari harga awal. "Memang kenaikan hari ini tinggi dan itu tidak bisa dihindari karena gagal panenan," katanya.

BACA JUGA:  Akun Twitter Kepergok Like Konten Dewasa, Fadli Zon: Akun Saya Dikelola 4 Orang

Pedagang cabai di Pasar Cikirubuk, Enung juga menjelaskan, kenaikan harga cabai sendiri karena gagal panenan.

"Gagal panen itu membuat pasokan sedikit," kata dia.

Untuk permintaan sendiri saat ini memang cukup tinggi, apalagi Kota Tasikmalaya merupakan Kota yang banyak kuliner sehingga tinggi kebutuhan cabai tinggi.

"Itu juga yang menjadi dasar kenaikan harga cabai ini," kata dia menerangkan. (ujg)

Admin
Penulis