News . 02/01/2021, 08:35 WIB
JAKARTA - Vaksinasi COVID-19 tahap pertama rencananya dimulai pada Januari hingga April 2021 mendatang. Tenaga kesehatan (Nakes)adalah kelompok pertama yang mendapat prioritas. Mereka dapat mengecek sendiri apakah terdaftar sebagai penerima vaksin kelompok pertama tersebut.
Para tenaga kesehatan dapat mengece melalui PeduliLindungi. Aplikasi ini dapat diunduh di Google PlayStore bagi pengguna Android atau Appstore bagi pengguna iOS. Selain aplikasi, pengecekan dapat dilakukan melalui website https://pedulilindungi.id.
Caranya, input NIK (Nomor Induk Kependudukan) sesuai KTP. Setelah itu, akan muncul informasi apakah nama yang bersangkutan sudah terdaftar atau belum sebagai calon penerima vaksin tahap pertama.
Bagi tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang belum mendapatkan SMS atau belum terdaftar dapat mengirim e-mail ke vaksin@pedulilindungi.id.
Terkait hal itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengirimkan Short Message Service (SMS) blast secara serentak kepada seluruh penerima vaksin COVID-19 yang telah terdaftar tahap pertama.
"Adapun sasaran penerima SMS adalah mereka yang namanya telah terdaftar dalam Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi Corona. Dalam hal ini kelompok prioritas penerima vaksin COVID-19,” kata Menkes Budi Gunadi di Jakarta, Jumat (1/1).
Menurutnya, pelaksanaan vaksinasi dilakukan secara bertahap dengan prinsip kehati hatian. "Harapannya vaksinasi bisa segera dimulai setelah dikeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) oleh BPOM," imbuhnya.
"Termasuk tokoh masyarakat dan tokoh agama di seluruh Indonesia. Vaksinasi diberikan sebanyak 2 dosis dengan interval 14 hari," terang mantan Wakil Menteri BUMN ini.
Pemerintah, kata Budi, akan memberikan pengecualian bagi masyarakat yang tidak memenuhi kriteria penerima vaksin COVID-19 sesuai dengan indikasi Vaksin COVID-19 yang tersedia.
Hal senada disampaikan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito. Menurutnya, pada 2021 pemerintah akan memenuhi kebutuhan pelaksanaan vaksinasi.
Pemerintah, kata Wiku, juga mengikuti perkembangan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di negara lain. Termasuk Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada yang melaksanakannya pada 2020 lalu.
Vaksinasi tahap kedua direncanakan April hingga Maret 2021. Sasaran utamanya adalah kelompok masyarakat di daerah dengan risiko penularan COVID-19 tinggi.
"Pemerintah menggunakan dua jalur dalam menyediakan vaksin. Yaitu mendapat pasokan vaksin melalui kerja sama bilateral dan multilateral serta mengembangkan vaksin Merah Putih," terangnya.
Vaksin Merah Putih pada triwulan pertama 2021 akan diserahkan PT Bio Farma untuk diuji klinis dan praklinis. Sementara dari jalur bilateral dan multilateral, pemerintah telah menjalin kerja sama untuk mendapat pasokan vaksin dari perusahaan farmasi Sinovac, Novavax, Prfizer, dan AstraZeneca.
Presiden Joko Widodo sendiri juga telah memastikan pemerintah mengamankan sejumlah stok vaksin. "Indonesia telah mengamankan pasokan vaksin. Mulai dari Sinovac, Novavax, AstraZeneca, dan BioNTech-Pfizer," tegas Jokowi melalui akun Twitter miliknya, @jokowi, Jumat (1/1).
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com