TEGAL - Dengan menggunakan sepeda motor, bayi yang meninggal di rumah sakit dan berusia satu hari itu digendong orang tuanya. Jenazah bayi itu dibawa pulang sekitar pukul 03.00. Dimana tubuh bayi sudah pakai kain. Seperti apa kisahnya?
Nasib nahas menimpa pasangan suami istri (Pasutri) Muhammad Jaenal Amin,24, dan Nurjanah,21. Anak pertamanya yang masih berusia sekitar satu hari itumeninggal dunia setelah mendapat perawatan di RSI PKU Muhammadiyah Singkil, Adiwerna, Kabupaten Tegal.
Ironisnya, saat hendak dibawa pulang ke rumah duka, menurut penuturan orang tua pasien, pihak rumah sakit tidak memberikan tawaran menggunakan mobil ambulan. Dengan demikian, jenazah bayi laki-laki itu dibawa menggunakan sepeda motor roda dua oleh keluarga korban sekitar pukul 03.00.
BACA JUGA: Ferdinand: Wisata Halal Memang Baik, Tapi tak Perlu Gusur Tradisi Lokal
”Digendong naik motor sama kakak saya. Saya tidak ditawari naik mobil ambulan. Mungkin karena saya dari keluarga tidak mampu,” tutur Muhammad Jaenal Amin, ayah sang bayisaat ditemui di rumahnya, RT 04 RW 01 Desa Adiwerna, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Senin (28/12).Amin mengisahkan, peristiwa itu berawal pada 18 Desember 2020, sekitar pukul 11.00. Istrinya masuk ke RSI PKU Muhammadiyah Singkil setelah sebelumnya mendapat rujukan dari Puskesmas Adiwerna. Setelah menginap satu malam, istrinya melahirkan bayi laki-laki. Tepatnya Sabtu (19/12), sekitar pukul 16.40. Kemudian keesokan harinya, istrinya dipersilahkan pulang ke rumah. Namun, sang bayi tetap ditinggal di rumah sakit.
BACA JUGA: Istri Ustaz Maaher Ajukan Penangguhan Penahanan Sang Suami ke Bareskrim Polri
Sedangkan pada Minggu (20/12)malam, mendadak dirinya mendapat kabar dari pihak rumah sakit jika anaknya sedang kritis. Tanpa menunggu lama, Amin langsung menuju ke ruangan tempat anaknya di rawat. Dirinya kaget saat berada di ruangan. Wajah bayi sudah membiru. Amin pun tak kuasa melihat kondisi anak pertamanya itu.”Sekitar jam setengah satu malam, Senin dini hari(21/12), saya dikabari jika anak saya meninggal dunia,” tutur Amin sepertti dikutip dari Radar Tegal (Fajar Indonesia Network Grup).Dalam kondisi panik dan sedih, Amin kemudian menanyakan kepada pihak rumah sakit kenapa anaknya meninggal dunia. Kala itu, pihak rumah sakit hanya menjelaskan jika sang bayi meninggal karena ada cairan ketuban di paru-parunya dan jantungnya. Disinyalir, air ketuban dalam kandungan ibu bayi pecah.”Pihak rumah sakit cuma menjelaskan itu saja. Tidak menjelaskan kenapa ada luka di pinggang anak saya,” ujarnya.
BACA JUGA: Soal Sengketa Lahan PTPN-FPI, Teddy Gusnaidi: Gak Perlu Banyak Bacot, Segera Angkat Kaki
Parahnya lagi, lanjut Amin, dini hari itu pihak rumah sakit meminta agar jenazah bayi langsung dibawa pulang. Bahkan, pihak rumah sakit juga meminta uang jaminan sebesar Rp4 juta karena BPJS belum diproses. Namun, setelah dinegosiasi, Amin hanya mampu menyerahkan uang jaminan sebesar Rp500 ribu dan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el). Namun, uang itu akhirnya dikembalikan lagi setelah BPJS sudah diproses. ”Jenazah bayi langsung kami bawa pulang sekitar jam tiga pagi. Tubuh bayi sudah pakai kain,” ucapnya.Sementara, saat bayi dimandikan sebelum dimakamkan, ada yang melihat di tubuh bayi terdapat luka. Tepatnya di pinggang samping. Kemudian di tangan kanan juga terdapat lebam. Padahal, saat baru lahir, tubuh bayi terlihat normal tanpa luka. Amin mengaku sempat melihat anaknya itu ketika masih dirawat di inkubator.”Lukanya diketahui oleh Pak Lebe yang memandikan jenazah anak saya,” ucapnya.
BACA JUGA: Jaga Sejarah Bangsa, Kementerian PUPR Serahkan Arsip Statis kepada ANRI
Nurjanah juga mengaku tidak melihat ada luka di tubuh anaknya. Saat baru melahirkan, dia sempat melihat tubuhnya. Dia juga yakin jika anaknya normal. ”Tapi mendadak meninggal dunia. Padahal waktu baru lahir, sempat menangis dan normal,” ujarnya.Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan Medis RSI PKU Muhammadiyah Singkil AdiwernaAbdurrahmanmengakusudah sempat menawarkan kepada pihak keluarga agar jenazah dibawa pulang dengan menggunakan mobil ambulan.”Dari prosedurnya kita sudah menawarkan mobil ambulan, tapi pihak keluarga tidak berkenan, sehingga kami tidak memaksakan,” tuturnya.
BACA JUGA: Kartu Pencairan BSU Guru Honorer PAI Bukan PNS Sudah Bisa Dicetak
Terkait dengan luka lebam pada jenazah, Abdurahman menjelaskan bahwa luka lebam kebiruan merupakan proses alami yang terjadi pada jenazah. Hal itu merupakan proses alami pada orang yang meninggal, karena secara normal, bisa dijumpai pada oang yang meninggal.”Jadi memang pada umumnya sekitar 30 menit sampai 2 jam itu jenazah akan mengalami proses alami seperti itu. Ini proses alami karena memang sudah berhenti aliran darahnya sehingga darah banyak yang menumpuk di bawah pada saat posisi jenasaah terlentang,” jelasya.
Sementara, terkait dengan adanya luka gores, pihak rumah sakit akan membicarakan langsung dengan pihak keluarga. Dan terkait luka tersebut hanya dokter yang bisa menjelaskan luka tersebut disebabkan oleh apa.”Informasi dari perawat dan dokter memang ketika masih menjalani perawatan tidak ditemukan luka itu, yang seperti luka lecet atau tergores,” pungkasnya. (*/fat)