BACA JUGA: Kartu Pra Kerja Bukan untuk Pandemi
Sementara itu, penerima Kartu Pra Kerja terbanyak ada di Jawa Barat, disusul Jawa Timur, kemudian DKI Jakarta, dan Jawa Tengah.
Sedangkan yang paling sedikit adalah Papua Barat, Papua, Maluku Utara, dan Kalimantan Utara.
Para penerima manfaat tercatat telah membeli pelatihan kerja, namun baru 5,1 juta peserta yang telah menyelesaikan pelatihannya.
"Saat ini rating pelatihan di Kartu Pra Kerja adalah 4,9 dari skala 5. Ini sangat bagus sekali sehingga dapat dikatakan peserta puas dengan pelatihan yang diambilnya. Ini konsisten dengan hasil survei internal dimana 84 persen mengatakan pelatihan peningkatan kompetensi baik skilling, reskilling, atau upskilling, hasil survei ini mengindikasikan manfaat program yang nyata dan sekaligus menepis anggapan bahwa pelatihan online tidak berkualitas," ujar Susiwijono.
BACA JUGA: Program Kartu Pra Kerja Dinilai Tidak Efektif
Terkait dengan insentif yang diberikan dalam Progam Kartu Pra Kerja sendiri, sebanyak 79 persen dari penerima memilih e-wallet sebagai rekening untuk menerima insentif.
Susiwijono menambahkan, hal itu juga menunjukkan bahwa Program Kartu Pra Kerja juga mendorong percepatan inklusi keuangan.
"Dengan banyaknya penerima yang sebelumnya tidak memiliki rekening bank atau e-wallet sama sekali, kini setelah bergabung dengan Kartu Pra Kerja mereka telah memiliki rekening bank atau e-wallet," katanya. (riz/fin)