News . 14/11/2020, 05:19 WIB
Maka setelah melihat adegan truk yang rodanya diganjal balok kecil itu, timbul ide baru Ryantori: tiang pasak.
Yakni: di bawah jaringan laba-laba tadi diberi tiang pasak sedalam 6 meter. Bisa lebih pendek atau panjang sesuai dengan beban proyek.
Pasak itu terbuat dari dua pipa beda ukuran. Yakni pipa bergaris tengah 8 sentimeter yang di dalamnya diisi pipa bergaris tengah 6 sentimeter.
Tiap sekitar 500 m2 hamparan diberi satu tiang pasak pendek seperti itu.
Fungsi pipa yang lebih kecil di dalam pipa yang lebih besar tadi mirip fungsi balok yang mengganjal truk besar itu. Maka kalau saja bangunan baru itu berproses miring, pipa yang di dalam itu menekan dinding bagian dalam pipa yang lebih besar.
Balok pengganjal truk bisa menjadi prinsip kekuatan konstruksi.
Saya sudah tidak muda untuk menelusuri lebih lanjut: mengapa Ryantori tidak mengajak Kris lagi memasarkan teknologi terbarunya itu.
Mengapa Ryantori justru mengajak Hadi Waluyo yang selama itu dikenal sebagai partner Kris di perusahaan yang memasarkan sarang laba-laba itu.
Saya juga tidak mampu mewawancari Ryantori dari atas makamnya.
Saya juga tidak sampai hati membebani pertanyaan-pertanyaan berat untuk Kris yang lagi sakit.
Untuk konstruksi tiang pasak ini Ryantori mematenkan penemuannya itu di luar sarang laba-laba.
Apakah itu boleh?
Apakah itu tidak ''berkhianat'' dengan sarang laba-laba?
Ryantori selalu berargumentasi begini: semula ada orang menemukan sedotan. Yang untuk menyedot minuman dari gelas atau botol itu.
Berikutnya ada orang menemukan pembelok sedotan. Agar gelas atau botolnya tidak perlu dimiringkan. Apakah penemu belokan itu dilarang menggunakan sedotan?
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com