Moeldoko: Tak Ada yang Direkonsiliasi

fin.co.id - 13/11/2020, 12:33 WIB

Moeldoko: Tak Ada yang Direkonsiliasi

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

Dia mencontohkan kasus dirinya yang akan kembali dibuka. Padahal dirinya belum sampai di Tanah Air.

"Ini saya aja belum apa-apa, belum pulang aja, nanti Habib Rizieq akan kita buka lagi kasusnya. Ini apa-apaan, saudara," katanya.

Dia meminta jangan membuka kasus hukum yang hanya dibuat-buat. Sementara kasus penistaan agama dan ulama yang dilaporkan masyarakat tak diproses.

BACA JUGA:  Gatot Nurmantyo Terima Pemberian Bintang Mahaputera dari Presiden, Tapi Enggan Datang

"Kenapa Denny Siregar dibiarkan, Ade Armando dibiarkan, Abu Janda dibiarkan. Tegakkan keadilan, siapa saja yang salah proses," ujarnya.

Menurut Rizieq, kondisi tersebut tak bisa dibiarkan. Dia menyebut kelompok masyarakat yang tidak disukai bisa terus menerus dicari-cari kesalahannya, sedangkan yang mendukung pemerintah dilindungi.

"Ini bisa jadi bom waktu yang setiap saat bisa meledak. Kalau tidak mau ada revolusi berdarah, kalau tidak mau ada revolusi sosial ya perbaiki. Ulama selalu memberikan kesempatan, ayo sama-sama perbaiki," katanya.

Habib Rizie juga meminta agar pemerintah membebaskan sejumlah ulama dan aktivis yang ditahan seperti Abu Bakar Baasyir hingga Habib Bahar bin Smith.

"Bebaskan dulu para tokoh kita, masih banyak ulama kita yang saat ini menderita di penjara. Bebaskan Ustaz Abu Bakar Baasyir, Habib Bahar bin Smith," tegasnya.

Tak hanya itu, Habib Rizieq juga minta aktivisi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) dibebaskan. Mereka adalah Syahganda Nainggolan, Anton Permana, Jumhur Hidayat, dan sejumlah buruh yang juga dilakukan penahanan.

"Bebaskan buruh, bebaskan mahasiswa, bebaskan para pendemo, bebaskan pelajar yang saat ini memenuhi ruang-ruang tahanan," katanya.

“Kita siap dialog dan damai, kita siap hidup tanpa kegaduhan. Tapi bebaskan ulama, habib dan bebaskan dulu para tokoh kita masih banyak ulama menderita,” tegasnya.

Dia mengaku sudah menawarkan pintu dialog dengan pemerintah sejak Januari 2017. Ketika itu pasca aksi 212 tahun 2016 kemudian ada tabligh akbar di Masjid Istiqlal.

“Bicara soal pintu dialog sudah pernah saya sampaikan saat tabligh akbar di Masjid Istiqlal sebelum Pilkada DKI setelah yaitu aksi 212 di tahun 2016 dan di bulan Januari (2017) kita buat aksi 121,” bebernya.

Sayangnya, pemerintah tak memberikan dialog untuk rekonsiliasi. Namun malah ada beberapa tindakan menurutnya adalah kriminalisasi terhadap ulama.(gw/fin)

Admin
Penulis