Setelah disurvei, 13 persen dari 41 persen pengangguran itu atau sekitar 129.191 peserta kini memiliki pekerjaan.
Sedangkan, sebanyak 59 persen dari peserta survei evaluasi I atau sekitar 1.430.080 orang, sebanyak 42 persen di antaranya tetap bekerja.
BACA JUGA: ‘Nabi Dihina Pura-pura Arif dan Bijak, Ormas dan Tokohnya Dihina Langsung Lapor Polisi’
Survei juga menyebutkan tujuh kategori pelatihan yang paling banyak diminati yakni gaya hidup (membuat masker, tata rias), manajemen pengelolaan UMKM, dan penjualan pemasaran terkait pemasaran digital dan bisnis daring.Terkait gelombang 11 yang dibuka sejak 2 November akan ditutup Rabu (4/11) pukul 12.00 WIB. Gelombang 11 dibuka sebagai realokasi kuota dari penerima manfaat gelombang 1-10 yang dicabut kepesertaannya.
"Kami kumpulkan dan hidupkan di batch 11 sesuai dengan Keputusan Komite Cipta Kerja. Gelombang 11 akan ditutup besok siang pukul 12.00 WIB," ujarnya.
Adapun kuota penerima yang ditampung gelombang 11 ini, yakni sekitar 400.000 orang. Sampai saat ini, Denni mengatakan prakerja gelombang 11 sudah diserbu 5,5 juta pendaftar.
BACA JUGA: Fadli Zon: DKI Jakarta Dapat Penghargaan Diklaim Rintisan Jokowi, Giliran Ada Salah Baru ‘Cuci Tangan’
"Peserta juga sudah mendaftar di setiap provinsi, itu sudah terisi lebih dari 100 persen kuota yang disediakan jadi lebih dari cukup," imbuh Denni.Denni memperkirakan gelombang 11 rangkaian terakhir kartu Prakerja di tahun ini. Sebab, belum ada arahan lebih lanjut dari KCK terkait gelombang selanjutnya. Sementara sisa waktu pelatihan di tahun ini makin sempit yakni kurang dari dua bulan.
"Karena ini sudah mendekati akhir tahun dan kita melihat bahwa pendaftar sudah diberikan kesempatan yang cukup luas untuk menerima kartu pekerja, untuk mengambil pelatihan," jelasnya.
Sementara itu Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan UMKM, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rudy Salahuddin mengatakan Program Kartu Prakerja akan menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam menilai dan menjaga kualitas program.
“Ini bagian dari upaya untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan kualitas program pelatihan Kartu Prakerja,” katanya.
PMO Kartu Prakerja menyepakati kerja sama dengan IPB terkait pemantauan penyelenggaraan pelatihan program untuk mendorong penguatan tata kelola dan meningkatkan akuntabilitas program ke depan.
Menurut dia, kerja sama dengan institusi pendidikan itu sebagai tindak lanjut dari Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 11 tahun 2020 yang menyebutkan agar PMO melibatkan ahli dalam penilaian pelatihan.
Sebelumnya, PMO Kartu Prakerja telah menandatangani kerja sama serupa dengan Universitas Indonesia, Universitas Katolik Atmajaya, dan Indonesia Mengajar.
Rudy menambahkan sejak dibuka 11 April 2020, Program Kartu Prakerja mendapat sambutan besar masyarakat. Kartu Prakerja melibatkan tujuh platform digital sebagai mitra dan 147 lembaga pelatihan dengan menawarkan lebih dari 1.500 jenis pelatihan.(gw/fin)