News . 24/10/2020, 08:00 WIB
JAKARTA - Pemerintah tengah mematangkan program vaksinasi COVID-19 bagi seluruh warganya. Diharapkan program tersebut digratiskan agar tak membebankan rakyat.
Anggota Komisi VI DPR Marwan Jafar meminta pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menanggung program vaksinasi. Dalam artian vaksin diberikan secara gratis agar tak membebankan, terutama bagi rakyat miskin.
Terlebih hingga saat ini, Kemenkes merupakan salah satu lembaga/kementerian yang tingkat serapan anggarannya belum maksimal. Sehingga dana sisa bisa dialihkan ke biaya penyuntikan vaksin.
"Dan juga memang itu tupoksinya Kementerian Kesehatan," katanya, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/10).
"Ini untuk memastikan supaya tidak adanya efek klinis maupun pengaruh kesehatan tubuh yang mengkhawatirkan setelah penyuntikan vaksin," kata mantan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) itu.
Masyarakat juga harus disiplin mematuhi protokol kesehatan, terutama selalu memakai masker standar, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun atau penyanitasi tangan (hand sanitizer).
"Juga sangat baik untuk mengkonsumsi makanan bergizi, cukup istirahat dan berolahraga agar daya kekebalan, imunitas dan tingkat antibodi mampu berfungsi optimal," katanya.
"Data yang dibutuhkan dalam penyusunan prioritas memang bukan hanya dari BPJS Kesehatan, namun data dari BPJS Kesehatan merupakan ujung tombak, dan ini harus kami akui. Oleh karena itu, kedatangan kami ke sini, tidak ada maksud lain, kami ingin meminta data," kata Jenderal Andika.
Ditambahkan Gatot, data dari BPJS Kesehatan akan menjadi basis untuk penyusunan masyarakat prioritas yang akan mendapat vaksin.
Sementara Dirjen SDPPI Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail, mengatakan data yang diperoleh akan disusun dengan model sistem online.
"Mengingat vaksin yang akan kita terima itu tidak langsung jumlahnya, sejumlah kebutuhan rakyat Indonesia, maka perlu dilakukan proses prioritas. Di sinilah diperlukan data calon penerima prioritas yang akan kita susun," kata Ismail.
Merespon hal tersebut, Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris menyatakan kesanggupannya memberikan data-data yang dibutuhkan oleh tim Komite Pelaksana Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
"Ini bukan pertama kali juga kita share data dengan berbagai pihak, jadi ada protokol yang bisa kita sepakati bersama-sama. Sekali lagi ini suasana krisis, dan menurut saya ini penting dan Pak Presiden sudah instruksikan dalam waktu dekat sudah harus kelihatan skenarionya,” ujarnya.(gw/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com