JAKARTA - Jumlah kasus infeksi Virus Corona di India terus melonjak dan sudah melampaui angka 5,6 juta pada Minggu (20/9). Negara itu mencatat lebih dari 93.000 infeksi baru selama 24 jam terakhir. Kondisi makin kacau setelah masyarakat tidak mengindahkan protokol kesehatan, terutama di kawasan Kota New Delhi.
Kondisi yang terjadi di India dan AS berbanding terbalik dengan Australia yang mencatat penurunan harian terendah dalam kasus virus Corona baru dalam tiga bulan terakhir. Ini terjadi setelah pemerintah setempat melakukan penguncian keras di Kota Melbourne.
Negara bagian terpadat kedua, Victoria, melaporkan 14 infeksi baru dalam 24 jam hingga Minggu (20/9). Atau turun dari 21 kasus baru sehari sebelumnya dan terendah sejak 19 Juni.
Kebijakan penutupan wilayah dilakukan untuk menjaga kenaikan harian rata-rata di bawah 50 pada 28 September ketika pihak berwenang mengatakan mereka dapat mencabut pembatasan.
Sedangkan negara bagian terbesar di Australia, New South Wales melaporkan dua kasus baru, sementara negara bagian Queensland juga melaporkan dua kasus, sehingga total nasional menjadi 18 pasien.
”Tentu akan selalu ada perdebatan tentang waktu dan apakah kita sesuai jadwal, lebih cepat dari jadwal, semua hal itu, (tetapi) pada akhirnya angka-angka ini menyebabkan optimisme dan kepositifan yang besar,” Perdana Menteri negara bagian Victoria Daniel Andrews.
Andrews, yang menghadapi tekanan politik di dalam negeri karena pendekatan garis kerasnya untuk menegakkan pembatasan pergerakan, menyebut lonjakan baru-baru ini dalam tingkat infeksi di Eropa sebagai peringatan tentang kemungkinan efek keluar dari penguncian terlalu cepat.
”Sungguh memilukan melihat, semua yang telah diberikan komunitas tersebut, semua pengorbanan yang telah mereka buat, dan sekarang mereka memiliki kasus yang berjalan mungkin lebih liar daripada gelombang pertama mereka,” jelasnya.
Melbourne telah berada di bawah salah satu penguncian terberat di dunia, termasuk jam malam, setelah wabah kedua di negara bagian itu menunjukkan tingkat infeksi harian lebih dari 700 dan mendorong negara bagian lain untuk menutup perbatasan internal. ”Negara ini melaporkan hanya di bawah 26.900 infeksi,” jelas Daniel Andrews.
Nah jika Australia tertinggi sebaliknya India paling tinggi. Ada 1.251 lebih korban meninggal sehingga total orang yang tewas mencapai 85.619. Selama beberapa hari terakhir ini, India mengalami peningkatan kasus harian sekitar 90.000 kasus.
Empat hari lalu, jumlah kasus virus korona di negara itu menyentuh angka 5 juta. Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa India secara global menempati rangking nomor satu dalam pemulihan virus korona. ”India bisa menyusul Amerika dan menjadi nomor satu dalam hal Covid-19 Recoveries global. Total Pemulihan melampaui 4,2 juta orang,” kata kementerian melalui media sosial twitternya Minggu (20/9).
Di tengah maraknya kasus Virus Corona di India, sidang parlemen dimulai pekan ini. Berdasarkan hasil pengujian ternyata banyak anggota parlemen yang membawa virus. Para ahli di negara itu mengatakan India bahkan mungkin melampaui AS-negara yang paling parah terkena dampak di seluruh dunia dari tingkat keparahan pandemi.
Sementara itu berdasarkan data yang dihimpun oleh Johns Hopkins University Amerika Serikat, jumlah kematian akibat virus di seluruh dunia telah mencapai 943.203 dengan pasien sembuh mencapai 20,39 juta. AS masih menjadi negara yang paling parah terdampak dengan lebih dari 6.66 juta kasus, termasuk 197,500 kematian.
India menyusul di peringkat kedua. Brasil, yang memiliki jumlah kasus Covid-19 dan kematian terbesar di Amerika Latin. Berada di urutan ketiga dengan lebih dari 4,46 juta infeksi.
Rusia, Peru dan Kolombia juga termasuk di antara negara-negara yang terkena dampak paling parah di dunia. Sedangkan Cina, negara asal virus, sejauh ini telah mencatat 90.262 kasus, termasuk 4.736 kematian dan 85.174 pemulihan.