4. PIDT (Percutaneous Implant Disc Treatment)
5. DST (Discseel™) Treatment
Kesamaan 5 prosedur ini menjadikannya sangat menarik bagi orang lanjut usia atau pasien yang ingin menghindari risiko operasi bedah:
- Risiko minimal kerusakan saraf karena dilakukan dengan jarum paracentesis di bawah panduan rontgen secara real-time
- Risiko infeksi minimal, tidak ada bekas luka, tidak kehilangan darah dan tidak perlu transfusi darah karena tidak diperlukan sayatan
- Hanya anestesi parsial yang memungkinkan pasien bebas dari rasa sakit dan menghindari risiko anestesi umum
- Hanya memakan waktu 15 ~ 40 menit untuk menyelesaikan (tergantung pada jumlah diskus yang dirawat)
- Dijalankan sebagai prosedur rawat jalan, pasien dapat berjalan 30 menit setelah perawatan, meninggalkan rumah sakit 1 jam setelah selesai dan kembali bekerja dalam beberapa hari
- Asuransi Kesehatan Internasional berlaku di Jepang
- Tingkat keberhasilan lebih tinggi dari 73%
- Angka kekambuhan rendah, di bawah 5%
Perawatan Regenerasi Revolusioner
Semua 5 metode ini memberikan solusi yang berbeda untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh herniasi diskus (diskus tergelincir), tetapi yang paling menjanjikan di antara mereka, yang tidak terlalu banyak orang ketahui adalah Perawatan DST (Discseel ™).
Metode ini dikembangkan pada tahun 2010 oleh tim spesialis yang dipimpin oleh Dr. Kevin Pauza untuk perawatan nyeri lumbar dan diskus servikal kronis. Dr Pauza termotivasi untuk mengembangkan Prosedur Discseel setelah membantu ratusan pasien yang gagal untuk mengalami pemulihan setelah operasi tulang belakang. Ini membuatnya sadar bahwa metode saat ini perlu diperbarui, agar dapat memberikan pasien pilihan perawatan yang lebih baik.
Seringkali orang yang menderita Penyakit Diskus Degeneratif akan diganggu oleh nyeri punggung dari satu atau lebih diskus yang sobek, yang membuat radang saraf di dalam diskus serta saraf tulang belakang yang berdekatan, menyebabkan nyeri punggung dan nyeri kaki atau nyeri leher dan lengan. Ketika diskus bocor, lama kelamaan ia bisa kehilangan hidrasi dan menjadi degenerasi.