Dekranas Ajak Pelaku UMKM Eksis di Tengah Pandemi Covid-19

fin.co.id - 08/09/2020, 12:11 WIB

Dekranas Ajak Pelaku UMKM Eksis di Tengah Pandemi Covid-19

"Secara manajerial pembiayaan, branding produk, dan hal-hal teknis lain, para pelaku usaha akan dimudahkan bila berorganisasi dalam koperasi,“ papar Suzana Teten Masduki.

Dekranas dan Dekranasda saat ini mendapat dukungan dari 11 kementerian, karena adanya perubahan anggaran dasar tahun ini untuk pelaku UMKM.

"Saya berharap kepada para peserta pelatihan vokasional dan kewirausahaan yang digelar oleh Dekranas dan Dekranasda, agar dimanfaatkan betul semaksimal mungkin apa yang diberikan ataupun difasilitasi, agar dapat mencapai target atau memperbaiki usaha Bapak dan Ibu," tandasnya dalam memotivasi pelaku UMKM se-Provinsi NTB.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dekranasda Provinsi NTB, Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah menyampaikan terima kasihnya, karena NTB berhasil menjadi salah satu provinsi terpilih untuk pelatihan vokasional Dekranas.

Terpilihnya NTB, khususnya Kabupaten Lombok Tengah, ujarnya, tidak terlepas dari 5 destinasi prioritas wilayah Republik Indonesia.

"Ini kesempatan yang baik dan luar biasa yang menjadi oase di tengah kegalauan kita yang terdampak pandemi Covid-19," ungkapnya.

Adanya kerja sama antara KemenkopUKM dengan Dekranas ini adalah contoh baik bagi Dekranasda provinsi maupun Dekranasda kabupaten/kota untuk terus membangun sinergitas yang produktif dengan unsur-unsur terkait.

Dalam pelatihan ini juga para pengrajin dan UMKM mendapatkan pelatihan untuk siap dan layak memasukkan produk-produknya ke LKPP atau e-katalog.

“Provinsi Nusa Tenggara Barat juga telah melakukan kegiatan serupa. UMKM saat ini sangat tergantung pada belanja pemerintah, sehingga adanya kesempatan seperti ini sungguh menjadi sebuah kesempatan yang sangat kita tunggu-tunggu,“ ungkap Niken.

Dalam kesempatan tersebut juga diberikan pelatihan vokasional tenun yang menggunakan bahan alami.

Myra Widiono, instruktur vokasional yang juga Ketua Persatuan Warna Alam Indonesia (Warlami) menyampaikan bahwa kain tenun dengan pewarna alami sangat berpotensi memenuhi permintaan pasar di dalam dan luar negeri.

"Permintaan kerajinan kain tenun di pasar luar negeri cukup bagus, tapi pembeli memang cenderung mencari yang menggunakan pewarna alami," ujarnya.

Lagi pula, bahan baku perwarna alam mudah didapatkan di NTB, seperti kayu teggeran, kulit mahoni, kayu secang dan akar mengkudu.

"Tenun dengan pewarna alam ini harus dijaga, karena ini merupakan warisan budaya," sebutnya. (and)

Admin
Penulis