TASIK – Terjadinya pandemi Covid-19 tidak begitu berpengaruh kepada kondisi pertanian dan pangan di Kota Tasikmalaya. Bahkan pelaku budidaya ikan masih bisa menyuplai ikan ke luar daerah.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Tasikmalaya, H Tedi Setiadi menjelaskan di masa pandemi ini kondisi pangan tergolong aman. Bahkan perikanan masih terjadi surplus sehingga bisa menyuplai ke luar daerah. “Kondisi pangan masih aman, apalagi perikanan,” ungkapnya kepada Radar usai Rapat Paripurna di Sekretariat DPRD, Senin (31/8).
Produksi ikan di Kota Tasikmalaya dalam sebulan mencapai 2,5 ton. Hal itu cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam kota yang setiap bulannya sekitar 2 ton. “Jadi selebihnya kita suplai keluar,” katanya seperti dikutip dari Radar Tasikmalaya (Fajar Indonesia Network Grup).
Namun demikian, pihaknya masih perlu mendongkrak produksi ikan di Kota Tasikmalaya. Hal ini berkaitan dengan banyaknya permintaan dari rumah makan yang ada di luar daerah. “Untuk mencukupi permintaan dari luar kita perlu memproduksi 5 ton sebulan,” katanya.
Maka dari itu, pihaknya sedang mendorong para petani supaya bisa memaksimalkan produksi ikan, khususnya jenis nila. Karena ikan jenis tersebut paling banyak dilirik daerah lain. “Bahkan dari Kabupaten Pangandaran juga ada permintaan ke Tasik, karena kualitas ikan nila di sini bagus,” tuturnya.
Akan tetapi, ada kendala yang tentunya harus dihadapi dalam beberapa bulan ke depan. Berkaitan dengan cuaca yang berpotensi mengakibatkan krisis air. “Informasi dari BMKG kan mau kemarau, jadi lumayan berat juga untuk mendongkrak perikanan,” katanya.
Sementara untuk telur ayam, diakuinya Kota Tasikmalaya masih mengandalkan sebagian besar dari luar daerah. Menurutnya, cukup berat mendongkrak produksi telur ayam di Kota Tasikmalaya.
Solusinya, lanjut H Tedi, pihaknya melakukan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Blitar. Setidaknya, agar kebutuhan telur ayam di Kota Tasikmalaya tetap tercukupi. “Nanti kita bahas juga apa yang bisa kita suplai ke Blitar,” pungkasnya. (rga)