POLEWALI - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Polewali Mandar memberikan perhatian serius kepada para tenaga medis yang menangani Covid-19. Dilakukan dengan menggelontorkan anggaran yang tidak sedikit.
Dinkes Polman memastikan seluruh insentif jasa medik penanganan pasien reaktif Covid-19 sudah dibagikan ke seluruh perawat dan dokter mulai dari dana laboratorium, biaya pelacakan warga dan semua yang terlibat dengan total anggaran sebesar Rp3,8 miliar.
"Anggaran dari Kemenkes untuk penanganan corona saya tidak tahu persis, tapi yang jelas itu untuk jasa medis sebesar Rp3,8 miliar sudah dibagi semuanya," kata Kepala Dinkes Polman, Andi Suaib Nawawi, saat dihubungi via telepon selulernya, Rabu 26 Agustus.
Suaib Nawawi mengungkapkan tenaga kesehatan yang meninggal dalam menangani pasien Covid-19 akan diberikan santunan. Sementara untuk pasien positif Covid-19 tidak diberikan santunan baik yang meninggal maupun yang sembuh. "Tapi pasien covid akan ditanggung biaya perawatannya," tambah Suaib Nawawi seperti dikutip dari Sulbar Ekspres (Fajar Indonesia Network Grup).
BACA JUGA: Musuh Negara, Penegak Hukum yang Memeras dan Menakuti Masyarakat
Menurut Suaib, biaya penanganan covid mulai dihitung dari jumlah pelacakan kasus terindikasi oleh pihak puskesmas. "Yang menjadi indikator kalau di puskesmas dihitung dari jumlah pelacakan kasus," jelasnya.Terpisah, Kepala Bidang P2P Dinkes Polman yang juga pengelola anggaran covid, Haidar membenarkan pasien positif covid tidak akan diberikan santunan. Namun akan dizonasi ditanggung biaya makan minumnya selama masa perawatan.
"Kami hanya memberikan pelayanan rawat inap, karena yang ditanggung itu orang sakit terindikasi covid," bebernya.
Haidar juga menyebutkan insentif bagi perawat dan dokter dihitung dari jumlah kasus penanganan pasien positif covid. Bila kasusnya sedikit maka tenaga medis hanya akan menerima dua orang saja.
"Sedangkan ini banyak yang bekerja jadi tidak semuanya tenaga medis diberikan kalau maksimal hanya 200 kasus maka hanya delapan orang perawat yang menerima insentif," terangnya.
BACA JUGA: Aguero Hapus Nomor 10 dari Instagram, Sinyal Messi ke Manchester City Makin Kuat
Selain itu, Haidar menjelaskan jadwal atau rencana kerja tim penanganan covid disebar per desa. Setiap desa memiliki penanggung jawab masing-masing.
"Saat ada kasus yang perlu turbulance maka tim yang turun, disitu bisa membentuk tiga sampai empat tim," tandasnya.
Ia menambahkan sesuai perumusan tenaga medis yang menerima insentif hanya atas nama saja, tapi setelah itu mereka harus berbagi dengan rekan satu timnya.
"Misalnya satu orang saja yang terima Rp4 juta tapi ada delapan orang bekerja satu tim jadi mereka nanti berbagi," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Keuangan Pemkab Polman, Mukim Thohir memaparkanrealisasi anggaran penanganan Covid-19 Polman per Agustus tahun ini sebanyak Rp14 miliar. Anggaran tersebut dibagi ke sejumlah organisasi perangkat daerah diantaranya Disperindag, rumah sakit, Dinkes dan BPBD.
"Anggaran penanganan covid paling terbanyak diberikan ke Dinkes," tuturnya. (ali)