WONOSOBO - Sejumlah pelaku usaha pariwisata mendatangi kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Wonosobo, kemarin. Kedatangan mereka untuk menolak pemberlakuan rapid tes bagi wisatawan yang datang ke Wonosobo.
“ Kami meminta rapid tes bagi wisatawan ditiadakan saja tetapi protokol kesehatan harus tetap dilakukan,” ungkap salah satu pelaku usaha pariwisata, Sigit Prasetyo seperti dikutip dari Magelang Ekspres (Fajar Indonesia Network Grup) kemarin.
Pihaknya mengaku bahwa kebijakan tersebut terkesan mendadak dan penerapan hanya di wonosobo saja, padahal pemkab bisa mencotoh kabupaten lain seperti di Malang sudah tidak ada rapid tes, hanya saja penerapan protokol kesehatan secara ketat.
BACA JUGA: Ferdinand: Kaum HTI Intoleran Benturkan Saya dengan Demokrat, Mereka Harap Saya Dipecat
“ Jadi kita usulkan tidak perlu lakukan rapid, namun harus ada pantauan dari dinas terkait penerapan protokol kesehatan di tempat wisata,” tandasnya.Menurutnya, para pelaku usaha wisata meminta kepada Pemkab Wonosobo untuk meniadakan rapid tes bagi wisatawan yang akan berkunjung ke objek wisata di Wonosobo. Penolakan rapid tes ini dilakukan karena sudah tidak ada pemberlakuan rapid tes bagi wisatawan di kabupaten lain.
Selain itu, lanjutnya, dengan adanya pemberlakuan rapid tes dari Pemkab wonosobo bagi wisatawan tersebut secara otomatis langsung menurunkan kunjungan wisatawan hingga 80 persen. Sebab rapid tes ini menambah biaya para wisatawan yang akan ke Wonosobo.
BACA JUGA: Denny Siregar: Sejak Puluhan Tahun, Hanya Jokowi yang Mampu Bangun Tol di Aceh
“ Wisatawan banyak yang membatalkan kunjungan ke Wonosobo setelah pemberlakukan rapid tes, karena menambah biaya untuk rapid tes secara mandiri. Sehingga pendapatan para pelaku wisata menjadi berkurang drastis, para pedagang di tempat wisata juga kena imbasnya," bebernya.Oleh karena itu, pihaknya berharap kepada Pemkab Wonosobo untuk meniadakan rapid tes bagi wisatawan tetapi tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Pihaknya juga bersedia membantu Pemkab dalam penerapan protokol kesehatan di tempat wisata di Wonosobo.
“ Harapan kami itu saja. Apabila tidak dikabulkan ya sebaiknya tutup saja akses menuju Dieng, tidak usah menerima tamu sekalian,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris Disparbud Siti Nurmar Asiyah mengungkapkan, kedatangan para pelaku wisata untuk melakukan diskusi terkait pemberlakuan rapid tes bagi wisatawan. Karena kebijakan tersebut merugikan para pelaku wisata.
BACA JUGA: KBM Dibuka, Siswa dari Zona Merah dan Orange Boleh Tidak Masuk
"Kami sudah merangkum apa yang mereka sampaikan dan secepat mungkin akan kita kirim masukan mereka kepada Bapak Bupati Wonosobo,” katanya.Pihaknya berharap ada jalan keluar yang baik, sehingga antara kesehatan terkait pencegahan virus corona berjalan baik dan kegiatan ekonomi bisa berjalan. Membuka dan menutup akses wisata juga bukan menjadi kewenangan Disparbud.
“ nanti kita harap ada jalan keluar, memang cukup dilematis, pemkab harus menjalankan keduanya, kesehatan dan ekonomi secara simultan, ini harus menjadi perspektif bersama dalam suasana pandemi covid 19,” pungkasnya. (gus)