JAKARTA - Kepolisian Kota Tasiklamaya kini muali memproses kasus dugaan ujaran kebencian yang dilakukan oleh pegiat media sosial Denny Siregara. Polisi telah memeriksa dua orang santri yang fotonya disebut Denny Siregar sebagai Teroris.
Dua orang santri itu mendatangi Polresta Tasikmalaya sebagai saksi dalam kasus tersebut pada Selasa (14/07), sejak pagi pukul 09.00. Kedatangan mereka didampingi pelapor Pimpinan Ponpes Tahfidz Alquran Daarul Ilmi, Ustadz Ahmad Ruslan Abdul Gani.
"Jadi tadi kami memenuhi panggilan sebagai saksi. Jadi saat ini sudah ada 5 yang menjadi saksi dan melaporkan DN. Besok yang tinggal 1 lagi yang memberikan link pertama tentang postingan Denny akan memenuhi panggilan,” ujar Ahmad Ustadz Ruslan kepada radartasikmalaya (grup FIN).
[caption id="attachment_470970" align="alignnone" width="638"]
Pimpinan Pompes Ustad Ahmad Ustadz Ruslan dan dua Santri memenuhi panggilan Polisi sebagai saksi (FOTO: Radartasikmalaya)[/caption]
Kata dia, tuntutan para santri tetap menuntut pihak Kepolisian bisa memanggil terlapor Denny Siregar agar diproses secara hukum karena lokusnya (titik kejadiannya) ada di Kota Tasikmalaya. Maka proses hukumnya harus di Kota Tasik.
“Itu keinginan dan tuntutan para santri. Dan juga bukti-bukti kita tak hanya UU UT. Tapi kita laporkan juga pencemaran nama dan lainnya. Ini agar diproses dan memang terbukti maka dipenjarakan,” terangnya.
Dia menegaskan, para santri di foto yang diposting Denny itu di Masjid Istiqlal selalu diajak ketika momentum aksi bela Islam sejak 212, 411 dan 313.
“Santri kita diikutkan utuk aksi di dalamnya. Tapi santri kita saya ajak untuk menyejukan hati yang ikut aksi di Masjid Istiqlal. Di Monas mengaji di Istiqlal juga mengaji. Jadi niat awal para santri ini bukan aksi, tapi mengaji di sana,” tegasnya.
Hal senada dibenarkan salah seorang santri yang masuk dalam foto postingan Denny Siregar, Agus Khoirul Anam (18). Warga Lampung ini mengaku sangat malu dengan tudingan Denny Siregar yang menyebut dia sebagai ‘Calon Teroris’.
“Siapa yang mau dibilang calon teroris? Tak ada yang mau disebut seperti itu. Jelas kaget saya dan malu. Saya awal tahu dari beranda di Facebook teman, teman seperjuangan di pondok. Saya ada difoto itu di sebelah pojok kiri belakang. Keluarga saya juga syock. Dan saya murni tak ada dorongan dari pihak lain, melaporkannya,” tuturnya.
Dia menandaskan, pihaknya akan memaafkan Denny Siregar jika mau datang ke Tasik dan meminta maaf langsung dihadapannya.
“Sebaikanya dia Denny Siregar gentle lah datang ke Tasik dan akan kita sambut baik-baik (Tabayun). Iya saya ingin bertemu dengannya. Kalau misalnya dia gentle dengan hati terbuka berlapang dada Insya Allah kita akan memaafkannya,” tandasnya. (RadarTasik/dal/fin)