"Para guru menganggap bahwa program ini membantu dalam melaksanakan pembelajaran dari rumah. Hal ini juga diperkuat dengan sejumlah Kepala Dinas Pendidikan yang menganjurkan guru menggunakan tayangan Belajar dari Rumah untuk pembelajaran," terangnya.
Menurut Hendarman, Kemendikbud akan terus merespons tantangan dalam kegiatan belajar mengajar di masa pandemi. Caranya, dengan memberikan layanan kepada pemangku kepentingan melalui berbagai program, kemitraan, dan kanal.
"Kemendikbud juga telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendukung kegiatan belajar mengajar di masa pandemi. Salah satunya, keputusan bersama empat kementerian tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran pada tahun ajaran dan tahun akademik baru pada masa pandemi covid-19," tuturnya.
Guru Besar University of Applied Science and Arts, Hannover, Germany and Senior Experten Services (SES) Germany, Gerhad Fortwengel menilai, Covid-19 ini justru menjadi katalis hebat yang memacu dunia pendidikan.
"Seperti mendorong lebih banyak pemanfaatan teknologi informasi dalam aktivitas pembelajaran jarak jauh," kata Gerhad
Fortwengel mengingatkan, ada tantangan besar pelaksanaan model pembelajaran jarak jauh. Salah satunya civitas akademika belum terbiasa memakai sistem pembelajaran yang bersifat gabungan dan sepenuhnya dilakukan secara daring.
"Muncul kesulitan karena belum dilatih mengunakan peralatan untuk model pembelajaran jarak jauh. Karenanya, perlu tambahan dukungan dan mentoring untuk menyesuaikan dengan model pembelajaran yang baru ini," ujarnya.
Harus diakui, bahwa pada era 4.0, dunia pendidikan tinggi hadapi tantangan dengan berbagai perubahan yang ada. Lalu, Covid-19 menuntut penyesuaian dalam penyelenggaraan pendidikan.
"Salah satunya mengubah metode pembelajaran luring menjadi daring. Di UGM sejak pertengahan Maret mengganti segala kegiatan akademik dan perkuliahan yang bersifat tatap muka dikelas dengan pembelajaran secara virtual," kata Dekan Fakultas Farmasi UGM Agung Endro Nugroho. (der/fin)