News . 26/06/2020, 04:33 WIB

Sindikat Narkotika Golden Triangle Diungkap

Penulis : Admin
Editor : Admin

Total barang bukti narkotika yang disita tim Operasi Halilintar adalah 159 kg sabu-sabu, 3.000 butir ekstasi dan 300 butir H-5. Selain itu, disita juga satu timbangan besar, sembilan ponsel, uang Rp1,6 juta, satu unit kapal motor dan satu telepon satelit.

Ditegaskan Sigit, pihaknya akan terus menelusuri jaringan sindikat Golden Triangle ini.

"Kami tidak berhenti sampai di sini. Masih mengembangkan upaya lebih lanjut, terutama siapa pemesannya. Inisial (pemesan) sudah kami kantongi," tegasnya.

Dikatakan Sigit, pihaknya telah bekerja sama dengan Polisi Diraja Malaysia untuk mengungkap pemasok. Pasalnya pemasok barang diduga berada di Malaysia.

Atas perbuatannya, para tersangka dijerat Pasal 114 ayat 2 juncto Pasal 1 dan 3 ayat 2 Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman mati.

"Subsidernya pasal 112. Tersangka lain saat ini sedang kita kembangkan," ujarnya.

Sebelumnya Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Krisno Halomoan Siregar mengungkapkan semakin tingginya penyelundupan narkotika tak lepas dari hukum yang lemah.

Diterangkan, banyak kasus terpidana mati yang masih mendekam di penjara sekalipun dapat mengendalikan peredaran narkoba. Dia mencontohkan, Freddy Budiman. Sebelum dieksekusi di Pulau Nusa Kambangan pada 2016, terpidana mati tersebut masih dapat mengendalikan jaringan narkobanya.

Bahkan, Freddy yang ketika itu berstatus terpidana mati pernah mengubah penjara menjadi pabrik narkoba hingga menjalankan bisnis narkoba dari Nusa Kambangan.

“Upaya hukum diajukan hingga berulang-ulang, ada kasus sudah hukuman mati masih bisa mengendalikan. Almarhum Freddy Budiman sudah berkali-kali dihukum dan dapat mengendalikan. Hanya di Indonesia bisa berkali-kali hukuman,” katanya, Selasa (23/6).

Alasan lainnya, kata Krisno, adalah geografi Indonesia sebagai negara kepulauan dengan banyak pintu masuk serta harga pasar yang lebih tinggi dibandingkan negara lain.

Terkait pengguna, Krisno menyebut bahwa orang yang pakai narkoba lebih kreatif dalam melakukan penipuan.

"Orang pakai narkoba itu kreatif nipu, bohong, janji enggak pernah tepat, paranoid. Curiganya berlebihan," tambahnya.

Selain suka menipu, orang yang menggunakan narkoba mudah dikenali ketika melihat pergerakan pupil matanya.

"Kalau kamu mendalami narkoba, perilakunya ketahuan. Tetapi, ketika ngomong lama gini ada gejala-gejala, contohnya lu punya pupil enggak fokus. Kalau yang kedua, pemakai jangka panjang pengaruh pada organ-organ tubuh lainnya, gigi atau kulitnya jadi berubah. Atau paling gampang tuh suka menipu," ungkapnya.(gw/fin)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com