Wall Street Goyang dan Rupiah Melemah

fin.co.id - 23/06/2020, 03:10 WIB

Wall Street Goyang dan Rupiah Melemah

JAKARTA - Kepercayaan investor benar-benar pudar. Mereka dibuat gelisah dengan kebangkitan infeksi Virus Corona di seluruh negara. Pelonggaran lockdown juga tidak berdampak signifikan. Bahkan cenderung membuat kekhawatiran.

Keresahan ini pun berimplikasi terhadap stabilitas pasar khususnya di Amerika Serikat (AS). Jumlah kasus terus melonjak tajam. Fakta ini menimbulkan pertanyaan apakah Gedung Putih mampu mengambil langkah cepat dalam pemulihan ekonomi.

Pusat Sains dan Teknik Sistem di Universitas Johns Hopkins menyebutkan lebih dari 2,28 juta kasus Covid-19 telah dilaporkan di Amerika Serikat dengan hampir 120.000 kematian pada Senin (22/6) pagi waktu setempat.

Sementara dalam pekan yang berakhir, Wall Street membukukan kenaikan moderat dengan Indeks Dow Jones naik 1 persen, sementara Indeks S&P 500 dan Indeks Komposit Nasdaq masing-masing naik 1,9 persen dan 3,7 persen.

Publik dapat secara jelas melihat saham-saham di Bursa Efek New York, Wall Street, AS dibuka sebagian besar lebih rendah pada pembukaan perdagangan Senin pagi waktu setempat, karena

Tak lama setelah bel pembukaan, Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 75,13 poin atau 0,29 persen menjadi 25.796,33. Indeks S&P 500 berkurang 5,53 poin atau 0,18 persen menjadi 3.092,21 sedangkan Indeks Komposit Nasdaq meningkat 1,03 poin, atau 0,01 persen menjadi 9.947,16.

Sementara itu, Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta kemarin melemah tertekan kekhawatiran pasar terhadap potensi melambatnya pemulihan ekonomi global. Rupiah ditutup turun 50 poin atau 0,35 persen menjadi Rp14.150 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.100 per dolar AS.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah di posisi Rp14.108 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.108 per dolar AS hingga Rp14.174 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.209 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.242 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin, mengatakan, pasar kembali bergolak mengkhawatirkan pemulihan perekonomian global yang diperkirakan tak secepat prediksi sebelumnya seiring masih meningkatnya kasus Covid-19.

”Dalam dua minggu ini pasar difokuskan pada peningkatan kasus pandemi Covid-19 di banyak negara bagian AS, serta infeksi baru yang terdeteksi di Beijing, Jerman dan Australia,” papar Ibrahim.

Ditambahkannya risiko gelombang kedua Covid-19 tersebut dapat memperburuk sentimen pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi global.

Ibrahim menegaskan, dampak pandemi Covid-19 terhadap ekonomi Indonesia relatif tidak separah negara-negara lainnya terutama di kawasan Asia Tenggara. ”Ada revisi. Dan revisi ini menandakan kepercayaan pemerintah kembali pudar, sehingga pasar kembali apatis,” timpalnya. (fin/ful)

Admin
Penulis