News . 23/06/2020, 01:55 WIB
Untuk itu, dia menyarankan upaya mencegah virus dengue ialah menghindari gigitan nyamuk tersebut melalui perilaku hidup bersih dan sehat.
Sementara itu, ahli Infeksi dan Pediatri Tropik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) Mulya Rahma Karyanti mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai tujuh tanda DBD.
"Tujuh tanda bahaya ini biasanya muncul pada hari ketiga seperti sakit perut," katanya pada kesempatan yang sama.
Tanda-tanda selanjutnya, orang yang terjangkit DBD akan merasa lemas, pendarahan spontan, pembesaran hati, penumpukan cairan hingga penurunan trombosit hingga di bawah 100 ribu.
"Itu khas sekali ya bahaya DBD, yang kita takuti di hari ketiga atau yang disebut juga fase kritis," katanya.
Pada fase ketiga ini, bisa terjadi kebocoran pembuluh darah. Dan apabila hal itu terjadi maka aliran darah ke otak otomatis juga berkurang sehingga orang tersebut ingin tidur saja.
"Dalam kondisi demikian, asupan makanan dan minuman juga akan sulit. Sebab pasien akan sering mengalami muntah ditambah kondisi dehidrasi atau kehilangan cairan tubuh," terangnya.
Selain itu, orang yang terinfeksi virus dengue juga ditandai dengan tidak buang air kecil lebih dari empat hingga enam jam. Kondisi ini terutama terjadi pada anak-anak.
"Ini tanda-tanda yang mesti diwaspadai oleh orangtua dan masyarakat secara umum," ujarnya.
Beberapa tanda lain yang harus diwaspadai masyarakat ialah pendarahan kulit misalnya mimisan, kulit berdarah hingga memar.
Terkait usia, penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti tersebut dapat menjangkit siapa saja mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
"Namun saat ini trennya kita lhat lebih banyak ke remaja bahkan mereka datang dengan fase kritis," katanya.(gw/fin)
Grafis
Ancaman DBD di Zona Merah COVID-19
Total (Hingga Minggu 21 Juni 2020)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com