Menurut Imam, diperlukannya menyiapkan sarana penunjang pembelajaran di pesantren ini agar penerapan protokol pencegahan covid-19 bisa berjalan maksimal.
"Koordinasi dengan PUPR untuk tempat wudhu, cuci tangaan, MCK. Karena biasanya satu toilet untuk beberapa orang, kamar mandi dan sebagainya," katanya.
Imam juga menyampaikan pentingnya bantuan finansial dari pemerintah untuk pesantren. Sebab, pesantren harus membiayai operasional seperti membayar tagihan listrik dan biaya perawatan di tengah masa sulit akibat pandemi.
"Suntikan dana juga dibutuhkan untuk mendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring, serta insentif bagi wali santri," imbuhnya.
Sementara itu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan, pembukaan pesantren dan lembaga pendidikan berbasis asrama sebaiknya ditunda dulu. Alasannya, kasus positif dan meninggal karena covid-19 pada anak masih tinggi, ditambah Pemerintah belum bisa mengendalikan situasi tersebut.
"Saat ini ketika jumlah anak yang positif dan meninggal masih tinggi dan pemeriksaan belum cukup banyak, Kami minta (pemeriksaan) 30 kali lebih banyak dari sekarang. Kalau tidak bisa, kita harus tunda (pembukaan pesantren dan lembaga pendidikan berasrama),” kata Ketua PP IDAI, Aman Pulungan.
Berdasarkan data yang dikumpulkan IDAI untuk anak positif covid-19 sampai 4 Juni mencapi 1.000 orang. Sedangkan anak dengan status Pasien dalam Pengawasan (PDP) mencapai 5.000.
"Dengan kelompok umur kasus kematian karena covid-19 ini paling banyak balita. Setelah itu anak usia sekolah, antara enam tahun sampai remaja," terangnya.
Untuk itu, kata Aman, jika memang memaksa untuk dibuka, maka perlu dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Terutama kesiapan rumah sakit terdekat. "Untuk yang membuka harus memastikan ada rumah sakit yang siap, berapa ruang isolasi lengkap dengan ICU anak," ujarnya.
Selain itu, lanjut Aman, jika Pemerintah tetap ingin membuka tidak hanya sekadar melihat dari status wilayah itu zona hijau. Tetapi juga harus memastikan protokol kesehatannya sudah siap.
"Bukan hijau atau kuning di TV, hari ini diumumkan hijau, saya cek ada tiga kasus anak, kadang itu kan data lalu. Kita harus melihat data rill," pungkasnya. (der/fin)