Pancasila Jadi Tuntunan Penyelesaian Covid-19

fin.co.id - 10/06/2020, 12:03 WIB

Pancasila Jadi Tuntunan Penyelesaian Covid-19

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAKARTA - Dalam sejarah bangsa Indonesia, ideologi impor dan transnasional kerap di infiltrasi untuk menggoyahkan pilar-pilar bernegara ini, mulai dari liberalisme, komunisme hingga khilafah. Tentunya tidak ada satupun yang bisa ditolerir dari ideologi tersebut untuk bisa masuk di negara ini karena komitmen kebangsaan adalah menjaga Pancasila dari ancaman ideologi apapun.

Anggota Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi mengatakan, bahwa, tidak bisa dipungkiri dengan situasi di tengah pandemi Covid-19 saat ini mungkin ada juga kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab dengan memanfaatkan situasi ini untuk menyebarkan paham-paham ideologi lain yang bertentangan dengan Pancasila.

“Karena bagaimana pun di seluruh dunia juga begitu. Ketika ada kondisi tanggap darurat pasti ada yang memanfaatkan kesempatan ini. Tapi menurut saya di masyarakat awam sendiri saat ini ideologi-ideologi impor itu sampai saat ini tidak terlalu kelihatan di masyarakat. Ini ancaman,” ujar Dede Yusuf di Jakarta, Rabu (10/6).

Menurutnya, pasti ada saja kelompok-kelompok yang memanfaatkan kelengahan pemerintah untuk sesuatu yang mungkin saja digunakan untuk menyerang pemerintah, meski dirinya mengaku tidak terlalu membaca situasi tersebut.

" Kita sebagai warga negara harus tetap awas dan waspada untuk mencegah masuknya ideologi impor itu ke masyarakat awam. Seluruh komponen bangsa harus terus mensosialisasikan dan menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila itu ke masyarakat awam,” tutur anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat ini.

Namun demikian mantan Wakil Gubernur Jawa Barat tersebut meyakini bahwa Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai leading sector penanggulangan terorisme di Indonesia tentunya lebih jeli melihat adanya perang ideologi transnasional khususnya di media sosial (medsos).

“Jadi kalau ada perang ideologi kanan maupun ideologi kiri yang bersifat impor itu khususnya di medsos saya yakin BNPT lebih jeli memantau hal tersebut. Hanya pesan saya kepada pemerintah jangan anti di kritik. Jangan setiap orang yang mengkritik lalu besoknya, katakanlah dia diproses, jangan sampai seperti itu,” katanya

Peraih gelar Master bidang Ilmu Pemerintahan dari Universitas Padjajaran ini meyakini bahwa ideologi lain itu pada akhirnya akan tetap kalah melawan Pancasila. Pancasila punya modal yang kuat mencerminkan sikap semangat gotong royong dan saling membantu antar sesama warga negara.

“Saya sendiri dalam usia yang 50 tahun ini belum pernah melihat kejadian yang seperti hari ini, Indonesia yang bisa bergerak bersama-sama dalam melakukan bantuan-bantuan kemanusiaan. Semua orang bergotong royong l pada saat pemerintah kelabakan. Jadi menurut saya warga Indonesia ini sangat Pancasilais ketika memiliki kesulitan yang sama,” kata alumnus Fakultas Teknologi Industri Universitas Muhammadiyah itu. (fin/tgr)

Admin
Penulis