MAROS - Hari pertama penerapan new normal di Maros, warga langsung memadati Disdukcapil. Sudah mengabaikan jaga jarak.
Bahkan antreannya sampai ke pelataran kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil). Antrean didominasi remaja.
Meski petugas terus mengimbau menjaga jarak, mereka tetap berdesakan.
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Maros, Eldrin Saleh, menjelaskan, warga yang mengantre didominasi kategori pemula. Mereka yang menginjak usia 17 tahun.
"Jadi ada yang mau mendaftar kuliah, kerja, atau urusan apa saja yang wajib KTP," katanya, Senin, 8 Juni.
Apalagi kata dia dengan dimulainya pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), salah satu syaratnya adalah data kependudukan sesuai wilayah yang ditentukan.
Selain itu, kata dia, ada target yang diperintahkan pemerintah pusat untuk segera menuntaskan pencetakan e-KTP. Dimana
sebelumnya ada yang sempat tertunda pencetakannya karena tak ada blanko e-KTP. "Warga yang masih memiliki surat keterangan (suket) dan Print Ready Record (PRR) diharapkan datang mencetak," tambahnya.
Dia menjelaskan jika dari target sekitar 9.871 warga yang mengantongi suket yang harus digantikan dengan KTP elektronik. Disdukcapil saat ini sudah merampungkan sebanyak 8762 dokumen. Sedangkan untuk data PRR atau warga yang sudah perekaman namun belum punya KTP sebanyak 3 ribuan, tersisa hanya seribu orang yang belum terlayani. "Sekira 80 persen yang sudah kita rampungkan," jelasnya.
Eldrin juga mengatakan untuk mengantisipasi warga berdesak-desakan, petugas pun memberlakukan tiga jalur pelayanan di depan pintu masuk. Akan tetapi meski sudah diatur, warga yang antre tetap saja berdesak-desakan masuk. "Kita berencana untuk memperketat pelayanan bagi warga saat mengantre dengan ikut melibatkan petugas Satpol PP," tegasnya.
Salah seorang warga, Ilma mengaku datang untuk mengurus e-KTP sebab saat ini usianya sudah memasuki 17 tahun. Dia khawatir tidak dilayani cepat sehingga terpaksa berdesak-desakan. (rin/dir)