PALEMBANG - Pemain sangat ingin kompetisi kembali diputar. Ekspektasi itu muncul karena mereka sebagian besar gantungkan hidup dari lapangan hijau. Keinginan itu sama dengan pelatih lokal Indonesia. Mereka juga ingin kompetisi diputar dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Namun, harapan itu berbanding terbalik dengan mayoritas klub Liga 1. Mereka ramai-ramai menolak kompetisi diputar lagi. Bahkan Madura United yang manajernya anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, yakni Haruna Sumitro, secara terang-terangan menolak ramaikan kompetisi jika kompetisi dilanjutkan. Alasannya demi kesehatan dan kemanusiaan.
PSSI sendiri baru akan menentukan nasib kompetisi semua level setelah pemerintah mengeluarkan keputusan usai kondisi darurat yang ditetapkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berakhir 29 Mei. Putusan akan keluar usai PSSI menggelar rapat darurat Exco berdasarkan putusan pemerintah. Pelatih Sriwijaya FC Budiardjo Thalib menyikapi situasi itu dengan siapkan program latihan. Terutama jika kompetisi musim 2020 ini diputuskan dilanjutkan.
“Terkait persiapan, tergantung situasinya juga. Kalau waktu yang tersedia sebulan sebelum pertandingan terdekat, ya kita (persiapan) tiga minggu lah,” ungkap Budiardjo.
Sementara pemain senior Sriwijaya FC Ambrizal mengatakan, untuk bersiap kembali berkompetisi latihan sebulan masih kurang. Waktu mendekati ideal satu setengah bulan. Namun akan lebih bagus lagi jika latihan berlangsung dua bulan seperti persiapan di awal kompetisi.
“Ini karena kita membangun tim dari nol lagi. Satu bulan kalau pandangan saya kurang. Kalau tim target juara bagusnya satu setengah bulan atau dua bulan paling mantap.
Yang kita butuh kan sekarangkondisi fisik dan kerja sama tim,” jelas Ambrizal.
Beda lagi dengan pandangan striker Sriwijaya FC Sandrian Tuslin. Sriwijaya FC tidak butuh banyak persiapan jika kompetisi kembali diputar sesuai rencana, yakni Juli mendatang. Dua pekan saja latihan cukup untuk kembalikan kerja sama yang sudah terjalin sejak di awal musim. Apalagi, selama libur kompetisi juga pemain tidak berdiam diri. Mereka latihan sendiri di masing-masing rumah.
“Kami sangat yakin dengan masa depan ini. Setelah libur usai, kami akan berusaha kembalikan kerja sama tim yang sudah terbentuk. Minimal butuh dua pekan untuk kembali ke permainan semula sebelum berkompetisi lagi,” terang striker Sandrian Tuslin.
Sandrian konfiden bahwa pembentukan tim tidak hadapi masalah serius usai libur karena pemain Sriwijaya FC sudah memiliki pondasi kuat. Mereka sudah paham karakter masing-masing karena di awal musim pernah bersama selama dua bulan dan sudah teruji sedikitnya dalam 13 pertandingan uji coba.
Jadi, saat kembali berlatih tinggal saling mengingatkan saja. Mengingat, fisik sudah dijaga dan diasah setiap pemain di rumah selama kompetisi libur dua bulan setengah. Artinya, secara fisik mereka tidak ada masalah.
“Untuk menjaga sentuhan bola, jugling bisa menjadi solusi. Setiap hari saya lakukan itu agar sentuhan bola tidak luntur saat libur kompetisi,” ujar striker yang musim lalu antarkan Persik Kediri juara Liga 2 dan promosi ke Liga 1 ini.
Setali tiga uang dengan Sandrian, Hari Habrian juga memiliki pandangan yang sama. “Saya kira satu atau dua pekan cukup untuk mengembalikan kondisi kita seperti semula saat nanti kompetisi kembali diputar. Kami berharap semua kembali seperti semula sehingga kita bisa segera berkompetisi lagi,” tukas Hari.(kmd/gsm)