News . 29/05/2020, 03:54 WIB

Tren Pariwisata Global Berubah

Penulis : Admin
Editor : Admin

JAKARTA - Tren pariwisata global berubah selama pandemi COVID-19. Pelaku industri kreatif diminta bersiap menghadapi perubahan tersebut. Salah satunya dengan melakukan berbagai inovasi dan terobosan baru.

"Pertama saya ingin mengingatkan pandemi COVID akan membuka perubahan tentang tren pariwisata di dunia, di mana isu health (kesehatan), hygine (kebersihan), serta safety (keselamatan), security (keamanan) akan menjadi pertimbangan utama bagi wisatawan yang ingin melancong. Selain itu preferensi liburan akan bergeser ke alternatif liburan yang tidak banyak orang. Seperti solo travel tour atau wellness tour. Termasuk juga di dalamnya virtual tourism dan staycation," ujar Presiden Jokowi dalam Rapat Kabinet Terbatas Tatanan Normal Baru di Sektor Pariwisata yang Produktif dan Aman COVID -19 di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (28/5).

Solo travel tour adalah berwisata seorang diri. Sedangkan, wellness tour adalah kegiatan wisata yang fokus untuk menjaga kebugaran tubuh wisatawan. Virtual tourism berwisata melalui simulasi ke lokasi wisata dalam bentuk video atau susunan foto. Sedangkan staycation adalah berlibur di daerah tempat tinggalnya sendiri. "Karena itu pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif harus betul mengantisipasi perubahan tren ini. Kita harus betul-betul bisa mencium perubahan itu ke arah mana," imbuh Jokowi.

Kepala Negara meminta agar setelah pandemi COVID-19, pelaku usaha bersama pemerintah harus melakukan inovasi. "Melakukan perbaikan-perbaikan. Sehingga cepat beradaptasi dengan perubahan tren yang kemungkinan besar nanti akan terjadi di dunia pariwisata global," jelasnya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu meminta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyiapkan strategi khusus dalam promosi pariwisata Indonesia di era normal baru. "Saya kira kita perlu fokus terlebih dulu untuk pariwisata domestik, wisatawan domestik. Saya minta diidentifikasi daerah-daerah wisata, daerah tujuan destinasi wisata yang memiliki R0 di bawah satu, Rt di bawah satu," imbuhnya.

Daerah-daerah yang memiliki Reproduction Rate (R0) di bawah 1 adalah daerah-daerah yang sudah dibolehkan membuka wilayahnya dengan protokol normal baru. "Sehingga betul-betul secara bertahap kita bisa membuka sektor pariwisata. Tetapi sekali lagi dengan pengendalian protokol yang ketat. Saya minta Menteri Pariwisata menyiapkan program promosi dalam negeri yang aman COVID-19. Termasuk menggencarkan promosi produk-produk lokal dan atraksi pariwisatanya," beber Jokowi.

Namun kondisi di lapangan benar-benar harus dipantau dengan ketat sebelum membuka lokasi wisata. Sehingga wisatawan baik domestik maupun luar dapat berwisata dengan aman dan masyarakat bisa produktif. Terutamabagi pelaku-pelaku pariwisata. "Mengenai waktunya kapan ini tolong tidak usah tergesa-gesa. Tapi tahapan-tahapan yang saya sampaikan dilalui dan dikontrol dengan baik," terangnya.

Dalam tatanan normal baru pariwisata, Jokowi juga meminta pemulihan segera untuk penjualan produk pariwisata dan ekonomi kreatif lokal. “Perlu fokus terlebih dahulu dorong pariwisata domestik,” tukasnya.

Tahapan penerapan normal baru harus terus dievaluasi untuk memastikan sektor pariwisata aman dari bahaya virus dan dapat berjalan secara produktif. Setelah terjadinya pandemi COVID-19, Jokowi memaparkan pertimbangan utama para wisatawan adalah destinasi wisata yang mengedepankan konsep kesehatan, kebersihan, keamanan, dan keselamatan.

Menanggapi permintaan Jokowi, Menparekraf Wishnutama Kusubandio menyatakan pihaknya sedang menyiapkan Standar Operasi Prosedur (SOP) baru di bidang pariwisata. Selanjutnya, hal ini akan disimulasikan sebelum diterapkan. Dia menegaskan lembaganya sedang menyiapkan berbagai macam tahapan sektor pariwisata untuk normal baru.

“Tahapan ini harus dilalui oleh destinasi wisata tersebut. Syaratnya COVID-19 sudah membaik dengan berbagai macam parameter yang disiapkan. Sehingga nantinya tahapan ini dapat dilakukan,” kata Wishnutama.

Menurutnya, SOP di sektor pariwisata akan disiapkan. Misalnya di hotel, restoran, dan destinasi wisata. Termasuk berbagai macam fasilitas pendukung. Sebelum diterapkan, akan dilakukan simulasi terhadap SOP tersebut. “Setelah simulasi, kita melakukan sosialisasi terhadap SOP tersebut. Selanjutnya, setelah sosialisasi maka dilakukan uji coba,” jelasnya.

Namun, untuk tahap awal diprioritaskan daerah-daerah atau destinasi wisata yang sudah benar-benar siap. “Tentu kita prioritaskan daerah-daerah yang sudah siap. Karena kesiapan daerah adalah yang penting. Kita juga sudah koordinasi dengan kepala daerah yang siap beberapa waktu ke depan untuk tahapan ini,” paparnya.

Dia menyebut tren pariwisata secara global berubah menjadi lebih fokus ke arah “Cleanliness, Health, and Safety” (CHS) atau kebersihan, kesehatan, dan keselamatan. Di samping itu, tren pariwisata juga akan mengarah pada quality tourism atau pariwisata berkualitas yang tidak lagi menekankan pada kuantitas.

Karena itu, pihaknya menjadikan faktor-faktor tersebut sebagai standar baru bagi pariwisata Indonesia untuk menghadapi new normal. “Kemenparekraf memang sudah mencanangkan quality tourism dan sudah disiapkan sebelum COVID-19 ini,” urainya.

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com