LEBAK - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Lebak rupanya sulit terbendung. Bahkan, hampir setiap pekan kasusnya selalu muncul, sehingga penderitanya pun semakin meningkat.
Berdasarkan data yang diterima Banten Raya dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak, sejak per Januari hingga Mei 2020, jumlah yang masuk katagori suspek DBD sebanyak 479 orang. Dari jumlah tersebut, 120 orang dinyatakan positif serta tiga lainnya tidak terselamatkan alias meninggal dunia.
Staf bagian penanganan DBD pada bidang pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Lebak Azis membenarkan, kasus DBD hingga saat ini sudah menimpa 120 orang warga Lebak. Dari jumlah tersebut, tiga di antaranya terlambat dibawa berobat ke petugas medis, sehingga nyawanya tidak dapat diselamatkan. “Persoalannya, lagi-lagi akibat kurang pedulinya terhadap lingkungan bersih, sehingga jentik nyamuk aedes aegyfti berkembang biak, sehingga munculah kasus DBD,” ujar Azis, Kamis (28/5).
Menurutnya, pekan ini ada yang diduga suspek namun setelah ditangani serta dilakukan penyelidikan epiedmiologi, hasilnya negatif. Warga tersebut hanya mengalami demam biasa. “Selama masyarakat masih kurang peduli terhadap lingkungan bersih, maka dipastikan kasus DBD ini akan terus bermunculan,” terangnya.
Rudi Hermansyah, pemerahti kesehatan di Lebak mengatakan bahwa tingkat kesadaran masyarakat Lebak terhadap pentingnya kesehatan masih terbilang rendah. Buktinya, dalam menghadapi kasus DBD saja masih banyak warga yang terjangkit.“Selaian kurang peduli terhadap kesehatan, warga Lebak pun masih banyak yang kurang peduli terhadap kebersihan. Sehingga tidak heran kasus penyakit khususnya DBD selalu saja bermunculan setiap tahun,” terang Rudi. (hudaya/rahmat)