News . 27/05/2020, 04:00 WIB

Sidang DPR

Penulis : Admin
Editor : Admin

Ketika sampai ke Tiongkok, komunisme harus direvisi. Tidak banyak buruh pabrik di Tiongkok. Yang lebih banyak: petani. Yang tidak kalah miskinnya dengan buruh.

Maka komunis Tiongkok bertumpu pada dua kaki: buruh dan tani. Seperti yang kemudian diikuti oleh Partai Komunis Indonesia --almarhum.

Tapi 30 tahun menganut komunisme membuat rakyat di Tiongkok tetap sengsara. Sampailah pada era kepemimpinan Deng Xiaoping, 1975. Tahun lalu saya sempat ke museum kesengsaraan Deng Xiaoping di Nanchang. Saya juga sudah ke kampung kelahirannya di pedalaman Sichuan --antara kota Chengdu dan Chongqing.

Deng Xiaoping-lah yang membawa komunisme ke arah pragmatisme. Sejak tahun 1980-an itu praktis berakhirlah era komunisme lama.

Saya beruntung menyaksikan sendiri perubahan era itu di Tiongkok. Banyak kali saya ke sana di era 1980-an itu. Yakni ketika Tiongkok masih jauh lebih miskin dari Indonesia.

Di era Deng Xiaoping inilah unsur pengusaha diterima dalam sistem komunisme. Aneh bin ajaib. Komunisme didirikan untuk melawan pengusaha. Tapi di Tiongkok pengusaha dimasukkan dalam soko guru komunisme.

Maka di zaman Jiang Zemin --pengganti Deng Xiaoping-- resmilah: komunisme dua kaki diubah. Menjadi komunisme tiga kaki. Dari hanya buruh dan tani menjadi: buruh, tani, dan pengusaha.

Sepuluh tahun kemudian, di era Hu Jintao --pengganti Jiang Zemin-- kaki tiga itu ditambah menjadi empat: buruh, tani, pengusaha, dan ilmuwan.

Para ilmuwan bidang ideologi dan politik mestinya bingung: bisakah komunisme berkaki empat seperti itu masih disebut komunis?

Ataukah sudah harus ditemukan kategori baru? Apapun namanya --asal bukan komunisme?

Memang masih ada beberapa patung Karl Marx saya temukan di sana. Misalnya di salah satu lobby hotel di kota Hangzhou. Tapi ajarannya sudah disesatkan jauh sekali.

Boleh dikata Tiongkok itu, di jalan komunisme itu, tersesat di jalan yang benar --kalau tujuannya memakmurkan rakyat.

Xi Jinping --pengganti Hu Jintao-- dengan melahirkan UU Sipil hari ini-- seperti akan membawa Tiongkok ke era yang berikutnya lagi.

Termasuk soal Hongkong dan Taiwan. Yang tidak akan dibiarkan lagi terus rusuh seperti sepanjang tahun lalu.

Intinya, hari ini, akan disahkan UU baru: untuk mencegah gerakan separatis, campur tangan asing, dan subversi.

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com