News . 30/04/2020, 15:30 WIB

DBD, Empat Balita Meninggal

Penulis : Admin
Editor : Admin

BATANG – Di tengah fokus pemerintah menanggulangi pandemi Covid-19, kewaspadaan terhadap ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) sepertinya juga tak boleh kendur. Sebab faktanya, selain jumlah kasusnya yang tinggi, tingkat kematiannya juga mengakhawatirkan. Tercatat, sudah empat balita terenggut nyawanya karena dipicu gigitan nyamuk aedes aegypti.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang, Muchlasin menyebutkan, dari kurun waktu bulan Januari hingga pertengahan bulan April 2020, jumlah pasien positif terjangkit DBD sudah mencapai 186 jiwa, dengan angka kematian empat orang balita.

Sedang untuk jumlah pasien positif terjangkit Covid-19 di Kabupaten Batang hingga 28 April 2020, mencapai 7 orang, dengan angka kematian pasien positif 1 orang.

“Angka kematian kasus DBD lebih tinggi dan terus bertambah. Pada pertengahan bulan April kemarin ada penambahan satu lagi balita yang meninggal dunia karena demam berdarah. Sehingga total sudah ada 4 balita berusia 2-7 tahun yang meninggal,” ujar Muchlasin saat ditemui belum lama ini.

Disebutkannya, kecamatan yang menduduki peringkat pertama dengan angka kasus tertinggi persebaran penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti itu ialah Kecamatan Subah, disusul Kecamatan Batang, dan terakhir Kecamatan Kandeman.

“Mereka yang terkena DBD kebanyakan anak anak. Mereka semua dirawat, dan yang meninggal pun kebanyakan saat menjalani perawatan semua,” terangnya.

Muchlasin mengimbau kepada para orang tua, agar sesegera mungkin membawa anak yang mengalami gejala terjangkit DBD. Sebab, usia Balita atau anak anak sangat rentan, sehingga apabila terjadi keterlambatan bisa menyebabkan kematian.

“Kita imbau kepada masyarakat, apabila ada anaknya yang panas dan tidak turun turun, maka segera cek ke dokter keluarga, Puskesmas, atau Rumah Sakit. Apalagi kalau sudah timbul pendarahan dihidung (mimisan,red) atau bintik bintik darah, maka segera periksakan,” tegasnya.

Ia juga berpesan kepada masyarakat agar terus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta melakukan aksi pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

“Sekali lagi saya ingatkan, bahwa penyemprotan/fogging itu tidak efektif untuk membunuh nyamuk. Selama ini kita masih melayani fogging itu karena untuk mengantisipasi secara psikologis, supaya masyarakat itu tenang. Karena kalau ada yang tidak dituruti akan menjadi ribut. Untuk itu saya tegaskan, agar masyarakat lebih baik menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),” paparnya. (fel)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com