News . 29/04/2020, 04:52 WIB
JAKARTA - Sebanyak 700 orang lebih di Iran dilaporkan meninggal dunia setelah mengonsumsi alkohol yang tercemar metanol, dengan alasan bisa mencegah dan menyembuhkan dari infeksi virus corona (Covid-19).
Dikutip dari Al Jazeera, Selasa (28/4), Lembaga Koroner Nasional mengatakan, keracunan alkohol telah membunuh 728 orang di Iran sejak 20 Februari hingga 7 April.
Padahal pada 2019, jumlah kematian karena alkohol ada di angka 66 kematian. Hal itu berarti ada lonjakan kematian lebih dari 10 kali lipat.
"5.011 orang keracunan alkohol metanol dan sekitar 90 orang lainnya mengalami kerusakan mata atau kehilangan penglihatan karena hal tersebut," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour.
Pemerintah Iran sudah menginstruksikan pabrik agar memberikan warna pada metanol sehingga masyarakat bisa membedakan metanol dan etanol, jenis alkohol yang bisa digunakan untuk membersihkan luka.
Metanol tidak berbau dan tidak memiliki rasa bila dikonsumsi. Konsumsi metanol bisa mengakibatkan gangguan pada organ tubuh dan kerusakan otak.
Gejala yang timbul akibat konsumsi metanol adalah rasa sakit di dada, mual, gangguan pernapasan, kebutaan, dan bahkan koma.
Iran merupakan salah satu negara yang terkena dampak terburuk dari pandemi corona dengan catatan 5.806 kematian dan lebih dari 91 ribu kasus positif.
Hingga hari ini, Selasa (28/4), kasus positif virus corona di Iran sebanyak 91.472 jiwa dan 70.933 orang dinyatakan sembuh. (der/fin)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com