DBD Juga Intai Warga

fin.co.id - 28/04/2020, 10:52 WIB

DBD Juga Intai Warga

Pesawat milik maskapai Citilink terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Bandara Sam Ratuangi, Manado, Sulawesi Utara

JAMBI – Saat ini kita sedang dipusingkan dengan pandemi Covid-19. Tapi bukan berarti penyakit lain disepelekan. Demam Berdarah Dengue (DBD) contohnya. Di Kota Jambi saja, tercatat 552 kasus sejak Januari. Dari jumlah itu, 7 orang meninggal dunia.

Data dari Dinas Kesehatan Kota Jambi, pada Januari lalu ada sebanyak 207 warga Kota Jambi yang terkena DBD, 1 di antaranya meninggal dunia. Februari kasusnya sedikit menurun yakni sebanyak 179 kasus. Namun 3 orang yang meninggal dunia.

Kemudian Maret 2020, ada 133 orang yang diserang DBD dan kasus meninggalnya ada 1 orang, dan pada April per tanggal 15 ada sebanyak 33 warga Kota Jambi yang terdata diserang DBD, dan meninggal 2 orang.

"Di samping wabah Covid-19, masyarat juga harus waspada terhadap DBD. Saat ini kita sudah ada 7 kasus DBD yang meninggal," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi, Ida Yuliati, kemarin (26/4).

Lanjutnya, warga Kota Jambi paling banyak terkena DBD yakni di wilayah Kecamatan Alam Barajo. Rata-rata penderita anak di bawah usia 15 tahun. Kata Ida, upaya yang dilakukan pihaknya yakni melakukan fogging dengan menyasar titik-titik rawan DBD di Kecamatan.

"Fogging ini kalau dari Dinas Kesehatan itu apabila ada kasus, kemudian daerah titik-titik fokus yang rawan," imbuhnya. Selain Itu, saat ini pihaknya juga sudah menjalankan upaya 3 M. Yaitu, Menguras, Menutup dan juga Memanfaatkan kembali (mendaur ulang barang-barang bekas).

"Masyarakat minimal harus memperhatikan lingkungan sekitar masing-masing," katanya. Sebelumnya Wakil Wali Kota Jambi Maulana mengatakan, pihaknya sudah menyurati puskesmas dan rumah sakit milik pemerintah untuk meningkatkan kewasapadaan pada pasien yang mengalami demam.

Selain itu juga sudah dikeluarkan surat oleh Wali Kota Jambi yang mengintruksikan kepada lurah untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di setiap wilayah masing-masing.

Maulana menyebutkan, DBD merupakan penyakit perkotaan, pihaknya terus berupaya untuk menanggulangi DBD, memberi kesadaran kolektif terhadap masyarakat untuk memberatas sarang nyamuk.

“Pemberantasannya tidak bisa parsial, jika satu RT sudah bersih, tapi ada 1 rumah yang kotor, itu bisa mengancam warga 1 RT,” pungkasnya.

Tak hanya di Kota Jambi, DBD ini juga menyerang daerah lain di Provinsi Jambi. Di Kabupaten Tebo, sejak awal tahun kemarin sudah tercatat 39 orang diserang penyakit ini. 11 di antaranya dirujuk ke rumah sakit, karena Puskesmas tidak bisa menangani. Sementara itu di Kabupaten Bungo, 80 orang juga ternjangkit DBD.

Admin
Penulis