SEOUL - Spekulasi tentang kesehatan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pertama muncul akibat ketakhadirannya pada ulang tahun kelahiran pendiri Korut sekaligus kakek Kim, Kim Il Sung, pada 15 April. Media negara Korut terakhir melaporkan keberadaan Kim saat dia memimpin pertemuan pada 11 April. Dan hingga hari ini drama itu terus menjadi perhatian dunia.
Menghilangnya Kim sebenarnya kerap kali terjadi. Ia sempat tidak diketahui keberadaannya pada tahun 2014. Dia raib lebih dari sebulan, dan TV negara Korut kemudian menunjukkan dia berjalan dengan lemah. Spekulasi tentang kesehatan Kim Jong Un diperkuat oleh kegemarannya merokok berat dan penampilannya yang terlihat makin gemuk sejak berkuasa dan riwayat keluarga yang mengidap masalah jantung.
Tepatnya Minggu (26/4) Kereta api milik Kim Jong Un terpantau tengah terparkir tidak jauh dari di sebuah resor di Kota Wosan. Kehadirannya muncul sejal 21-23 April. Ini terlacak lewat proyek pemantauan Korea Utara yang berpangkalan di Washington.
Stasiun yang diberinama 38 North itu dibangun khusus untuk keluarga Kim. Reuters melaporkan Kim Jong Un diduga berada di Wosan. ”Kehadiran kereta itu tak membuktikan keberadaan pemimpin Korut itu atau mengindikasikan apa pun tentang kesehatannya tapi fakta itu memperkuat laporan-laporan bahwa Kim sedang berada di kawasan elite di pantai timur negeri itu,” bunyi laporan tersebut.
Pemerintah Cina sendiri telah mengirim satu tim ke Korut termasuk para ahli medis untuk memberikan pertimbangan kesehatan Kim Jong Un. Sebagai pemimpin turun-temurun generasi ketiga yang berkuasa setelah kematian ayahnya pada 2011, Kim hingga kini tak memiliki pengganti.
Presiden AS Donald Trump pun meremehkan laporan-laporan bahwa Kim sakit. ”Saya pikir laporan itu tak tepat," kata Trump kepada wartawan, tapi dia tak mau bilang apakah dia telah berhubungan dengan para pejabat Korut.
Trump bertemu Kim tiga kali dalam upaya membujuknya untuk menghentikan program senjata nuklir yang mengancam AS juga negara-negara tetangganya di Asia. Sementara pembicaraan berhenti, Trump terus menyebut Km sebagai seorang teman. Laporan dari dalam Korut sulit diharapkan karena kontrol ketat atas informasi.
Pejabat pemerintahan Trump mengatakan berlanjutnya kebungkaman media Korut mengenai keberadaan Kim memperjelas keprihatinan mengenai kondisinya, dan bahwa informasi tetap minim.
Harian NK, laman berbasis di Seoul yang melaporkan tentang Korut. Mereka mengutip satu sumber anonim di Korut yang mengatakan bahwa Kim menjalani perawatan medis di kawasan tempat peristirahatan Hyangsan sebelah utara ibukota Pyongyang.
Dikatakan bahwa Kim sedang menjalani pemulihan setelah menjalani operasi jantung pada 12 April. Sejak itu laporan berbagai media Korsel mengutip sumber anonim pekan ini menyebutkan bahwa Kim mungkin berada di kawasan Wonsan.
Dan pada Jumat (24/4) kantor berita setempat Newsis mengutip sumber intelijen Korsel yang melaporkan bahwa kereta khusus untuk Kim terlihat di Wonsan, sementara pesawat pribadi Kim tetap di Pyongyang. Newsis melaporkan Kim mungkin sedang berlindung dari Covid-19, penyakit pernapasan yang diakibatkan oleh virus baru Corona.
Menanggapi spekulasi yang mencuat, pengamat internasional dan guru besar hukum internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana berpendapat, apabila Korea Utara dipimpin kalangan senior selepas Kim Jon Un meninggal dunia, maka hubungan Korea Utara dengan Korea Selatan maupun Amerika Serikat dapat berpengaruh ke arah yang negatif.
”Ya, saat ini banyak sekali spekulasi yang beredar siapa yang menjadi pengganti Kim Jong Un. Kalau penggantinya lebih senior dari Kim Jong Un maka garis kebijakannya tentu berbeda dengan Kim Jong Un dan mempengaruhi hubungan Korea Utara dengan Korea Selatan ke arah negatif,” tutur Hikmahanto Juwana.
Ia mencontohkan calon yang pantas menggantikan posisi Kim Jong Un dari kalangan senior itu yaitu bibi dari Kim Jong Un, Kim Kyong Hui. Kim Kyong Hui pernah menjadi figur yang kuat pada masa kepemimpinan saat kakaknya Kim Jong Il menjadi pemimpin Korea Utara.
”Bibinya itu mengalami masa-masa ayahnya Kim Jong Un yaitu Kim Jong Il berkuasa. Apabila Kim Kyong Hui menggantikan Kim Jong Un sebagai pemimpin Korea Utara, maka garis kebijakan pemerintahannya yang seperti di masa Kim Jong Il akan diterapkan kembali,” tutur Hikmahanto.