Suntik Lysol

fin.co.id - 26/04/2020, 04:37 WIB

Suntik Lysol

Saya tetap salut padanya. Yang terus memikirkan jalan keluar terbaik. Juga pada kegigihannya memperjuangkan ide.

Saya juga salut sekali kepada Trump. Begitu banyak idenya --meski semua dianggap konyol.

Kini tinggal satu yang saya khawatirkan: jangan-jangan Trump segera memutuskan perang. Hanya tinggal itu jalan yang tersisa. Untuk bisa menang November nanti.

Menyerang siapa?

Bisa melawan Tiongkok, Iran, atau kalau mau agak kecil-kecilan: Korea Utara.

Tidak ada lagi jalan lain untuk meningkatkan popularitasnya. Padahal pilpres sudah kian dekat. Covid hanya memusingkannya --dan menurunkan popularitasnya.

Saya sarankan agar Tiongkok tidak menganggap enteng jalan perang Trump itu. Demikian juga Iran dan Korsel.

Trump pernah mengandalkan obat yang baru ia ketahui kemujarabannya. Sampai-sampai obat itu ia beri gelar si "Game Changer": hydrochloroquine dan remdesivir.

Fox News TV tidak henti-hentinya mengulas kehebatannya. Para ahli kesehatan juga tidak tega menentang terang-terangan --hanya lebih banyak bisik-bisik: itu obat malaria.

Tapi, kini, harapan Trump pada si Game Changer sudah pupus. Kian lama bisik-bisik itu kian berisik. Lalu jadi teriakan lantang: obat itu sama sekali tidak cocok untuk Covid-19.

Dan Fox News tidak pernah memberitakannya lagi.

Lalu Trump mencoba menyalah-nyalahkan Tiongkok. Semacam cari kambing hitam --yang kebetulan memang hitam. Tapi Tiongkok melawan.

Ganti Trump menyalah-nyalahkan WHO --dan menghentikan iuran Amerika ke lembaga itu. Yang nilainya Rp 7 triliun setahun.

Tidak pula bisa menyelamatkan nama Trump.

Admin
Penulis